Mahasiswa Taekwondo ITN Malang
MALANG POSCO, MEDIA – Mahasiswa UKM Taekwondo ITN Malang kembali berprestasi. Kali ini dari ajang Kejuaraan Nasional Virtual Papua Open 2022. Dengan total perolehan 4 medali emas dan 2 medali perak dari lebih 1000 peserta.
Dalam kejuaraan yang digelar 5 sampai 7 Maret 2022 tersebut, ITN Malang mengirimkan enam mahasiswa. Dan hebatnya, semua berprestasi dengan membawa medali dari dua kategori pertandingan.
Mereka adalah Khansa’ Ade Taqiyyah, peraih medali emas dari kategori Poomsae Individual Senior Taegeuk 1. Reva Nabila Putri, peraih medali emas dari kategori Speedkicking Senior Female. Alvin Ahlunnizar , peraih medali emas dari kategori Speedkicking Senior Male.
Ahmada Itmamunnafi’, peraih medali emas dari kategori Speedkicking Senior Male. Bernika Natasya Ifada, peraih medali perak dari kategori Poomsae Individual Senior Taegeuk 7. Dan Mohammad Fikri Akbar, peraih medali perak dari kategori Speedkicking Senior Male.
Dengan raut wajah optimis dan penuh rasa bangga mereka menyampaikan rasa gembiranya kepada awak media. Reva Nabila Putri mengatakan prestasi yang diraih berkat kerja keras. Setiap pertandingan penuh tantangan. Tak terkecuali Kejuaraan Nasional Virtual Papua Open 2022. “Tantangan pada pertandingan virtual, kita tidak dapat melihat secara langsung kondisi kekuatan lawan. Jadi tahunya pada hari H saat ditayangkan secara live di youtube,” katanya.
Di sisi lain, kata dia, dengan pertandingan virtual tidak bisa memperluas jaringan. Ajang yang seharusnya mempertemukan banyak atlet dari berbagai daerah, akhirnya hanya bisa melihat tayangan video. “Kami tidak bisa mengenal satu sama lain,” imbuhnya.
Dalam ajang ini peserta membuat rekaman video terkait aksi mereka di kategori masing-masing lomba. Selanjutnya rekaman yang dihasilkan dapat di-upload di youtube. “Enaknya kalau virtual itu masih bisa di-retake. Beda dengan tanding langsung yang tidak bisa diulang,” ungkap mahasiswi S1-Teknik Lingkungan ini.
Bernika Natasya Ifada menambahkan, kunci timnya juara tidak lepas dari peran besar pelatih. Menurutnya pelatih taekwondo ITN Malang sangat profesional. Tidak hanya melatih fisik, tapi juga mental. “Yang tidak kalah penting kami juga harus bisa berbagi waktu latihan dan kewajiban kuliah,” ujarnya.
Mahasiswi Teknik Geodesi ini berharap di pertandingan selanjutnya dapat meraih prestasi lebih baik lagi. “Kami akan menghadapi kejuaraan offline di Tangerang pada 16 Maret mendatang,” tambahnya.
Mantan Ketua UKM Taekwondo ITN Malang itu juga berharap adik tingkatnya bisa dapat melanjutkan tradisi juara. Sebab angkatan 20 yang berada di bawahnya belum semuanya berkumpul di kampus. Jadi untuk latihan dan kekompakannya belum terbentuk.
Sementara itu, Alvin Ahlunnizar mengungkapkan, menjadi mahasiswa yang aktif di UKM Taekwondo ada suka dan dukanya. Mereka harus rajin dan disiplin dalam berlatih. Terutama saat akan menghadapi kejuaraan. Latihannya semakin berat. Setiap hari latihan fisik. Baik secara personal maupun pairing. “Sisi senangnya kita bisa bertemu banyak teman dari kampus lainnya. Itu kalau kita pertandingan offline,” ucapnya. (imm)