MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pimpinan Universitas Negeri Malang (Unisma) akan melakukan monitoring evaluasi terhadap kinerja mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Tematik. Hal itu disampaikan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unisma, Prof. Dr. Ir. Mahayu Woro Lestari, M.P, Rabu (5/3) kemarin.
Monev dinilai perlu untuk mengontrol progres kerja mahasiswa agar sesuai dengan harapan. “Akan ada monev dari pimpinan kampus. Untuk mengetahui progres kerja mahasiswa selama di masyarakat. Monev ini sebagai kontrol. Agar mahasiswa tetap on the track,” katanya kepada Malang Posco Media.
Rektor Unisma bersama para wakil rektor akan terjun langsung ke desa-desa tempat KSM dilaksanakan. Termasuk juga para dekan dan kaprodi. Prof Woro mengungkapkan, apabila dalam monev tersebut ditemukan program yang tidak sesuai maka akan diganti. “Kalau ada yang tidak sesuai kami minta ganti programnya. Karena itu mahasiswa harus bisa memotret potensi desa untuk bisa dikembangkan,” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 933 mahasiswa KSM Tematik diberangkatkan, Senin (3/2) lalu. Mereka siap melaksanakan tugas di 21 desa yang ada di Kabupaten Malang. Para mahasiswa telah dibekali kompetensi keilmuan dan keterampilan. Sesuai dengan bidang ilmunya. “Tugas mereka menggali potensi yang ada di desa dan mengembangkannya. Sehingga memberi dampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan,” kata Prof Woro.
Para mahasiswa bertugas selama enam minggu di desa. Tugas KMS ini nantinya diakui dan direkognisi menjadi 3 SKS. Satu kelompok terdiri dari 10 sampai 11 mahasiswa. Satu desa ada sekitar empat kelompok.
Dia menegaskan, bahwa keberadaan mahasiswa di desa bukan untuk setor tenaga atau uang. Tetapi menggali potensi desa. Mahasiswa membawa inovasi untuk mengembangkan potensi yang ada di desa. “Mereka bukan kuli yang hanya dibutuhkan tenaganya. Tetapi memberikan sumbangsih pemikiran berupa inovasi, karya dan ide-ide hebat yang dibutuhkan masyarakat,” tegasnya.
Karena itu sebelumnya, mahasiswa melakukan survei. Sehingga mereka sudah punya pandangan sebelum terjun langsung. Misalnya ada potensi UMKM. Mahasiswa dapat membantu dari sisi inovasi produk, kemasan, sertifikasi halal hingga pemasaran berbasis digital.
“Sehingga saat ditinggal mahasiswa masyarakat lebih produktif dan sudah bisa mandiri,” imbuhnya.
Selain itu, mahasiswa KSM akan banyak menghadapi tantangan. Sebagai mahasiswa Unisma mereka pun harus siap. Apalagi selama dua minggu mereka berpuasa ramadhan di lokasi KSM. Kebutuhan masyarakat terkait kegiatan keagamaan harus bisa dibackup. Seperti menjadi imam salat tarawih, tadarus quran dan sebagainya.
“Meskipun itu bukan program utama. Namun mahasiswa harus siap,” pungkasnya. (imm/udi)