spot_img
Tuesday, May 7, 2024
spot_img

Lampu Klasik Kayutangan Zona Tiga Segera Digarap

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Setiap akhir pekan koridor Kayutangan Heritage selalu ramai dikunjungi masyarakat. Dengan pembatasan yang lebih longgar, masyarakar yang didominasi oleh anak muda ini banyak menghabiskan waktu sore hingga malam di Kayutangan Heritage dengan latar lampu klasik yang kini sudah menjadi ciri khas tersendiri.

Pembangunan Kayutangan kedepannya pun kini sudah dinantikan oleh masyarakat. Terlebih ketika Pemerintah Kota Malang telah mengutarakan bahwa Kayutangan Zona Tiga yang berada di kawasan patung Chairil Anwar bisa segera dibangun pertengahan tahun setelah Hari Raya Idul Fitri.

“Kalau saya sih lebih ke penasaran ya. Jadi yang disitu (Zona 1 dan Zona 2) kan space untuk duduk sama foto kan sudah ramai, nah nanti kalau disini dibangun pastinya lebih ramai lagi. Apalagi disini backgroundnya kalau menurutku lebih bagus ada gereja itu, ya pasti bagus sekali,” ujar Nadya Sekar Ayu, warga Kelurahan Sawojajar yang tengah berfoto-foto di Signage Kayutangan, Senin (9/5).

Meski dipastikan bakal lebih banyak menarik minat masyarakat, namun lanjut Nadya, perlu dipikirkan sarana pendukungnya. Sehingga ketika menikmati nuansa Kayutangan bisa lebih maksimal.

“Yang disitu (Zona 1 dan Zona 2) itu kan ada parkir yang agak kesini (ke trotoar) nah itu kan tidak bagus kalau masuk foto. Padahal kita kan pengennya background lampu aja sih ya,” tukasnya.

“Kalau bisa sih nanti disini nuansanya bisa lebih hidup lah ya. Ada lampunya, backgroundnya bagus, dan semua tertata,” sambung Nadya.

Animo masyarakat yang menantikan ‘wajah baru’ di Kayutangan Zona 3 masih harus bersabar. Sebab untuk pembangunan lampu dan penanamanan pohon Tabebuya di sepanjang Kayutangan Zona 3 masih terus dimatangkan. Saat ini segera dipersiapkan untuk Detail Engineering Design (DED)

“Jadi DED ini nanti akan kita anggarkan di PAK. Baru itu kita nanti bisa hitung jumlah pohonnya berapa, jumlah lampunya berapa. Apakah nanti ada sebuah penjor lagi, nanti ada konsultannya. Angkanya belum tahu, karena kita bisa ngomong anggaran setelah ada DED,” terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Wahyu Setianto.

Wahyu sendiri sangat terbuka terhadap kritikan yang masuk terhadap dirinya. Termasuk ketika dulu banyak masyarakat yang mengkritik jarak lampu yang terlalu dekat hingga dianggap berusaha meniru lampu di Malioboro. Ia menyebut untuk jarak lampu hingga jenis lampu pastinya akan ada penataan secara estetis dengan pihak konsultan.

“Kritikan tidak apa-apa lah. Orang kalau mau usaha, mau baik, mesti ada kritikan. Untuk kepentingan masyarakat tidak apa-apa dikritik. Yang penting kita tidak bermain (yang negatif) disana, itu prinsip saya. Secara umum itu positif. Kritik itu untuk biar kita lebih hati-hati, lebih maju lagi,” tandasnya. (ian/ggs)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img