MALANG POSCO MEDIA – Universitas Negeri Malang (UM) memasuki pekan kedua melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Sejauh ini PTMT berlangsung dengan lancar. Terlihat mahasiswa antusias kembali ke kampus.
Untuk melaksanakan PTMT terbatas ini, seluruh ruangan di fakultas telah menyediakan sarana prasarana untuk menunjang pelaksanaan kuliah secara luring. Salah satunya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Dekan Fakultas MIPA Prof. Dr. Hadi Suwono, M.Si mengatakan bahwa PTMT ini menindaklanjuti peraturan rektor terkait pembelajaran luring. “Kami melakukan PTMT luring, tapi masih terbatas. Sampai dengan sepuluh minggu kedepan, kemudian dilanjut dengan enam minggu secara daring,” jelasnya.
Hadi menuturkan selama masa PTMT pihaknya tetap mengikuti peraturan protokol kesehatan yang tertib. Misalnya mahasiswa wajib sudah vaksin dua kali, wajib menggunakan masker dan membawa hand sanitizer, lalu menggunakan aplikasi peduli lindungi.
Selain itu, juga dilakukan penyemprotan disinfektan di setiap ruangan kelas. Dalam satu kelas, terdiri dari 35 mahasiswa, dengan kapasitas kelas 50 persen. “Untuk ruangan kami siapkan 50 persen, dengan jarak antar kursi satu hingga satu setengah meter,” lanjut Hadi.
Normalnya jam kuliah berlangsung selama 50 menit, namun karena kebijakan tersebut dibatasi menjadi 30 menit dalam satu mata kuliah. Tetapi jadwal masuk kuliah tetap sama. Di sisi lain, Hadi tetap menghimbau kepada mahasiswanya untuk tidak bergerombol.
“Kami selalu memperingati mahasiswa kami untuk tidak berkerumun. Bahkan kegiatan praktikum di laboratorium dipecah menjadi dua. Maksudnya secara bergantian. Memang capaian akademik penting, tetapi keselamatan dan kesehatan warga UM paling utama,” sambung Hadi.
Dalam pemantauan PTMT di hari pertama, Hadi menyampaikan bahwa mahasiswa Fakultas MIPA hampir masuk semua. “Semua mahasiswa masuk, mungkin ada beberapa yang tidak masuk karena berhalangan atau sakit, tapi saya lihat hampir semua kelas terisi penuh. Saya harap dengan PTMT ini tidak terjadi hal yang merugikan,” papar Hadi.
Fakultas MIPA juga menerapkan PTMT bagi mahasiswa pasca. Bahkan, kalau ada mahasiswa S1 masih belum dapat melakukan luring, para dosen dapat memberikan layanan daring bagi mahasiswa di rumah.
Sementara itu, mahasiswa semester 8, Dewi Sinta Kurnia Damayanti merasa gembira dapat kembali melakukan pembelajaran luring. “Senang, karena sudah hampir dua tahun belajar daring. Seratus persen lebih enak luring daripada daring. Karena kalau praktek kadang tidak jelas,” kata Dewi.
Sebelumnya pernah dilaksanakan praktek secara online. Dengan melihat video praktikum dari dosen. Namun hal tersebut dikatakan tidak efektif. Alasannya karena terkadang video tidak menampilkan secara jelas warna dan tahap-tahap praktikum. “Kalau daring lebih bingung, karena kita hanya tahu dari gambar, kadang kalau dari video juga kurang jelas, agak blur,” tambahnya. (mda/imm)