MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Berbagai upaya dilakukan Pemkot Batu dalam menjaga kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Mulai dari menyediakan ruang publik yang nyaman, upaya memperindah wajah kota, serta memperkuat identitas daerah.
Terbaru Pemkot Batu melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan pengembangan ruang publik berupa taman di sepanjang Jalan Sultan Agung. Melalui konsep taman tematik yang diperkuat dengan sculpture atau seni patung dan ornamen pendukung pada tiap-tiap ruas pulau taman di sepanjang boulevard Sultan Agung.
“Kehadiran ikon baru ini juga ditujukan guna menghadirkan ruang publik yang menarik bagi wisatawan maupun masyarakat setempat yang dirancang untuk merepresentasikan potensi pertanian, kekayaan seni dan budaya, industri kreatif dan kepariwisataan, potensi alam berikut dengan flora fauna, serta kehidupan masyarakat Batu yang dinamis dan harmonis,” kata Kepala DLH Kota Batu, Dian Fachroni kepada Malang Posco Media, Senin (22/9) kemarin.
Dalam perkembangannya, dengan diterbitkan Instruksi Presiden nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun anggaran 2025 yang dikeluarkan pada 22 Januari 2025 maka diperlukan penyesuaian anggaran belanja.
Salah satunya dalam hal ini infrastruktur sehingga memilki konsekuensi logis untuk menjalankan prinsip efektif, efisien dan skala prioritas dalam implementasinya. Guna merespon perkembangan, melalui DLH telah berkoordinasi dengan berbagai pihak baik BUMN dan Swasta dalam hal ini PT. PLN dan Jawa Timur Park Group untuk mempercantik taman sepanjang Sultan Agung.
“Hasilnya kami lakukan revitalisasi taman di ruas Sultan Agung dipandang perlu dengan memperhatikan nilai fungsi, estetika dan tematik sesuai dengan yang telah disusun. Dengan terbitnya Inpres 1 tahun 2025, mengandung konsekuensi rasionalisasi anggaran terhadap pembiayaan revitalisasi Taman Tematik Sultan Agung dengan yang dimungkinkan melalui skema Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Sosial Responsibility (CSR),” bebernya.
JTP Group yang berperan aktif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau, menyediakan ruang publik yang nyaman, upaya memperindah wajah kota, serta memperkuat identitas daerah pada taman ruas jalan Sultan Agung melalui program TJSL dalam bentuk hibah pembangunan dan revitalisasi taman tematik.
“Dalam pelaksanaannya Jendela Kota Batu sebagai insight awal masuk. Kemudian dilanjutkan dengan tematik potensi-potensi Kota Batu yang tersirat melalui pulau-pulau taman berikutnya di sepanjang jalan Sultan Agung,” paparnya.
Ia menerangkan simbol dan filosofi deretan sculpture yang dibangun memiliki makna yang erat dengan Kota Batu, antara lain Apel Jendela & Batu SAE sebagai simbol ikon pertanian dan potensi alam Batu.
“Ada juga potensi flora-fauna mulai bunga, kelinci, susu sapi, buah, sayur yang mempresentasi keseharian dan ekonomi lokal. Potensi pendidikan ada Dewi Saraswati sebagai simbol ilmu pengetahuan. Serta potensi seni dan budaya dan khas Malang Raya yang masih hidup di Batu hingga potensi olahraga paralayang, trekking-trailrun sampai sepeda.
“Secara tata ruang dan estetika taman didesain dengan tata bunga warna-warni yang menampilkan citra Kota Batu sebagai kota bunga. Penataan sculpture disusun mengikuti alur perjalanan wisatawan dari arah Sultan Agung timur sampai dengan Museum Angkut, sehingga menghadirkan cerita visual yang bisa dinikmati secara bertahap, baik pada siang maupun malam hari,” urainya.
Manfaat untuk kota dan masyarakat untuk menghadirkan ruang hijau publik yang lebih nyaman dan indah, menjadi destinasi wisata baru yang memperkuat branding Kota Batu di kancah nasional dan internasional. Menjadi spot foto menarik yang mendukung pariwisata digital dan membuka peluang ekonomi bagi UMKM dan pelaku usaha pariwisata.
“Untuk itu mari kita jadikan sculpture Jalan Sultan Agung sebagai kebanggaan bersama. Sehingga Kota Batu semakin indah, semakin berwarna dan semakin siap menjadi kota wisata kelas dunia,” pungkasnya. (eri/udi)