MALANG POSCO MEDIA, GIANYAR – Comeback Arema FC setelah jeda kompetisi selama 1,5 bulan berakhir buruk. Alih-alih mewujudkan target mendapatkan hasil apik di awal tahun, Tim Singo Edan justru babak belur. Anak asuh Fernando Valente ini dibantai PSIS Semarang dengan skor telak 1-4 kala bermain di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Senin (5/2) kemarin.
Arema FC harus menelan kekalahan berkat empat gol melalui tendangan keras yang dilakukan oleh dua orang pemain. Riyan Ardiansyah di menit 22 dan 74, serta dua gol dari Alfeandra Dewangan pada menit 45 dan 91. Sementara, Arema FC hanya bisa membalasnya dengan satu gol dari Charles Lokoli Ngoy pada menit 56.
Pelatih Arema FC Fernando Valente pun bingung dengan kekalahan timnya. Pasalnya, dia menilai bila anak asuhnya sudah main bagus, menguasai permainan dan memiliki banyak peluang. Sayangnya, keunggulan tersebut tak sejalan dengan jumlah gol yang kalah dari tim tamu.
Tujuh dari peluang emas Arema FC hanya satu yang berbuah gol. Sedangkan di kubu PSIS, dari lima shot on goal, empat di antaranya menembus gawang Julian Schwarzer. Bahkan, tiga bisa dibilang gol indah yang dicetak dari luar kotak penalti yang menuju jauh dari jangkauan kiper Arema FC.
“Saya sulit mencari kata menjelaskan tentang situasi seperti ini, menjelaskan tentang hasil pertandingan hari ini,” kata Fernando Valente.
Akan tetapi, ia menyadari bila kenyataan harus dihadapi. Kalah telak pun, semuanya telah terjadi dan harus berani menghadapi hasil yang di luar ekspektasi.
“Kita harus menyadari, kita harus menghadapi kenyataan. Dalam hidup, saya juga menghadapi situasi yang tidak sesuai seperti ini,” paparnya.
Ia menilai, salah satu faktor kekalahan timnya adalah kegagalan memanfaatkan kesempatan atau peluang menjadi gol. Bahkan, di babak pertama terdapat empat peluang emas yang bisa menjadi gol. Akan tetapi, ketenangan M. Adi Satryo ditambah kurang tenangnya pemain Arema FC memanfaatkan peluang, membuat gol tak tercipta di babak pertama. Sebaliknya, dua gol dicetak Laskar Mahesa Jenar.
“Pada saat kita bisa mencetak satu dua gol karena kita punya kesempatan, mungkin pertandingan akan berbeda tadi. Dan kami merasa melakukan tekanan, tapi dengan melawan tim seperti ini yang kami butuhkan mencetak gol,” terang dia.
Fakta di lapangan, justru tidak terjadi. Alhasil, pada saat pemain tidak bisa mencetak gol, maka keraguan mulai muncul.
“Justru tim lawan bermain dengan kepercayaan diri dan dengan shoting empat kali, mereka mencetak empat gol dan kita tahu mereka dengan kualitas eksekusi gol itu sangat luar biasa,” tambah dia.
Menurut dia, para pemain tidak tampil jelek. Terbukti pula di babak kedua Valente menyebut bila timnya berpeluang mengubah hasil akhir.
“Sekali lagi kami mencoba untuk berjuang. Kami menciptakan peluang tadi di babak kedua dan cetak gol. Saya merasa kami bisa mengubah situasi, tapi dengan kualitas gol yang diciptakan lawan itu menjadi sebuah pukulan telak bagi kami,” pungkas dia.
Dengan hasil tersebut, Arema FC kini masih terbenam di zona degradasi. Sekalipun di posisi paling atas di antara tiga tim, namun poin Singo Edan semakin menjauh dengan sejumlah tim yang berjuang selamat. Misalnya dari Persebaya (9 poin), Persis Solo (8 poin) PSS Sleman (6 poin) yang berhasil menambah poin di pekan 24 ini. Arema FC di posisi 16 pun masih tertinggal lima poin dari Persita di peringkat 15 dengan 26 poin. (ley/jon)