MALANG POSCO MEDIA-Banyak cara untuk membangkitkan minat membaca masyarakat. Salah satunya dengan lapak baca buku gratis. Inilah yang dilakukan oleh para pegiat literasi. Di Kota Malang, mereka mudah dijumpai di ruang terbuka.
Misalnya di Taman Slamet Kota Malang, komunitas lapak baca ‘Sabtu Membaca’ menyediakan beragam buku setiap Sabtu. Selain itu, adapula di Alun-alun dan Taman Singha Kota Malang menggelar lapak buku setiap Minggu.
Kegiatannya pun kreatif saat melapak. Para pegiat literasi ini mengadakan kegiatan mewarnai dan permainan untuk anak-anak, seperti permainan tradisional dan puzzle. Mereka menyediakan alat secara sukarela.
“Saat ini ada sekitar 12 komunitas lapak baca buku di Kota Malang, baik di dalam kampus maupun di ruang terbuka seperti taman-taman,” terang Hari Pendek, penggerak Sabtu Membaca, ditemui Kamis (21/8) lalu.
Menggeliatnya komunitas lapak baca ini tidak terlepas dari banyaknya pengunjung dan dukungan mahasiswa mengikuti kegiatan. Mahasiswa turut serta mendampingi para pengunjung.
Para pegiat dan mahasiswa berupaya merangkul masyarakat untuk membangkitkan minat baca. Salah satu caranya berdialog dan berdiskusi dengan pengunjung di lokasi lapak baca.
Cak Pendek, sapaan akrab Hari Pendek menjelaskan untuk menarik minat baca, caranya terlebih dahulu membuat masyarakat nyaman datang ke lapak baca buku.
“Kami membuat pengunjung nyaman terlebih dahulu. Strateginya dengan mengajak mengobrol, baik tentang aktivitas sehari-hari, pekerjaan, dan lain-lain. Kalau besoknya kembali, itu ukuran nyaman,” beber Penggerak Sabtu Membaca sejak tahun 2017 ini.
“Setelah nyaman, kami pantik untuk membaca dengan sesuatu yang sekiranya pengetahuan jarang diketahui mereka. Sehingga membuatnya semakin tertarik dan timbul diskusi,” sambung pria berusia 46 tahun ini.
Cak Pendek menambahkan, kegiatan yang dilakukan juga bernama Close Reading. Kegiatan ini membaca buku secara bergantian dalam pertemuan, lalu berdiskusi.
Sementara itu, komunitas lapak baca di wilayah Kabupaten Malang kini mulai muncul menyusul Kota Malang. Seperti ‘Kanjuruhan Membaca’ melapak buku gratis setiap dua minggu sekali di kawasan Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Co -founder Kanjuruhan Membaca Aisyah Nawangsari Putri menjelaskan, pembentukan bermula dari tiga orang penggemar baca buku dan penulis dari Malang Selatan. Mereka ingin saling terkoneksi melalui sebuah komunitas.
“Kami pun berdiskusi terkait gerakan literasi di Kabupaten Malang yang tertinggal jauh dari Kota Malang, padahal lokasinya berdekatan. Akhirnya kami memutuskan untuk membuat lapak baca gratis di Stadion Kanjuruhan, ” urai Sasa, sapaan akrab Aisyah Nawangsari Putri, Jumat (22/8) kemarin.
Sejauh ini Kanjuruhan Membaca baru membuka lapak baca gratis. Kedepannya para pengurus berencana membuat berbagai event untuk menarik minat baca masyarakat.
Sasa mengatakan, dibandingkan Kota Malang, gerakan lapak baca dan literasi di Kabupaten Malang masih terlihat sepi. Ia berharap Kanjuruhan Membaca bisa menjadi pemantik terbentuknya komunitas-komunitas baca lainnya di Kabupaten Malang.
Sejauh ini Kanjuruhan Membaca saat melapak banyak membawa buku komik, cerita bergambar, dan majalah. “Melalui buku bergambar dan tulisan yang ringan, harapannya masyarakat tidak menganggap membaca sebagai aktivitas yang berat dan sulit,” jelas Sasa.
Untuk membuat komunitas lapak baca bertahan dan bertumbuh, penting komitmen dari para pengurus dan anggota. Sebab, lapak baca merupakan kegiatan nonprofit. “Sejauh ini lapak kami masih belum terlalu ramai. Satu-satunya yang membuat komunitas ini bisa bertahan adalah semangat dari para pengurus dan anggota dalam mengajak masyarakat untuk membaca,” tambah Sasa. (den/van)