Bangun CaraBicara dari Kota Batu
Banyak cara membaca dan memanfaatkan potensi. Itulah peluang yang dibaca Danar Indra dan Septian Wilson. Mereka lalu mendirikan CaraBicara. Sebuah perusahaan rintisan berbasis pelatihan komunikasi.
Bagi dua sahabat itu, ada peluang besar di daerah berkembang. Yakni kebutuhan meningkatkan soft skill komunikasi. Terutama daerah yang menjadi tujuan wisata seperti Kota Batu dan Malang, tempat asal mereka.Salah satu penggagas CaraBicara, Danar Indra menceritakan soft skill komunikasi jadi alasan mereka merintis usaha berbasis pelatihan komunikasi ini. Mengingat di Malang Raya sangat minim orang yang menangkap bisnis tersebut.
“Latar belakang mengapa saya mendirikan CaraBicara salah satunya. Karena softskill komunikasi merupakan hal yang krusial bagi kita saat ini,” katanya.
“Apalagi pergerakan dunia sekarang bukan hanya mengarah kepada kompetensi, tapi juga ke arah soft skill development. Dimana semua kompetensi tidak akan optimal kalau tidak menguasai komunikasi,” sambung Danar memulai ceritanya.
Danar mengatakan saat ini banyak kalangan masyarakat menilai bahwa belajar komunikasi hanya untuk jadi MC atau presenter. Padahal itu hanya sebagian kecil dari komunikasi. Bahkan menurutnya banyak orang gagal berkarir sebenarnya bukan karena tak kompeten atau ahli di pekerjaannya.
“Tapi karena pesaingnya memiliki kemampuan berkomunikasi lebih baik dari orang ini. Nah, pasti perusahaan akan mengambil orang yang ‘bisa menjual dirinya’ dengan baik,” kata Danar. “Mengapa? karena ketika seseorang bisa ‘menjual dirinya’ di depan pemimpin perusahaan, perusahaan pasti berpikir orang ini adalah orang yang tepat untuk ada di perusahaan saya. Jadi harus luas mengartikan komunikasi,” sambung pria kelahiran Batu, 5 September ini.
Danar mencontohkan Jack Ma, Mark Zuckerberg yang jago di IT. Mereka adalah komunikator andal. Kalau sudah begini, masih bilang komunikasi itu ilmu nomor dua? Tentunya, masyarakat bisamengambil kesimpulan sendiri.
“Itulah mengapa didirikan CaraBicara agar masyarakat luas terutama di daerah bisa menikmati ilmu ‘mahal’ yang biasanya cuma bisa dinikmati sama orang-orang kaya di Jakarta, untuk menjadi kendaraan mereka untuk menaikkan derajat, level dan karir mereka, plus penghasilan,” urai warga Jalan Bromo Kelurahan Sisir Kota Batu ini.
Bersama rekannya, Danar merintis CaraBicara pada 22 Juni 2022. Tanggal cantik yang sengaja dipilih untuk memudahkan banyak orang untuk ingat. Meski diungkapnya bahwa idenya mendirikan Carabicara sudah lama muncul dalam pembicaraan antara dirinya dan co-founder, Septian Wilson.
Saat ini, kantor CaraBicara masih jadi satu di paviliun keluarganya. Yakni di Desa Pandanrejo Kota Batu. Semula paviliun ini kafe, namun karena paviliun ini sepi dan kafenya kurang begitu laku, ia sulap jadi kantor ala startup dan coworking dengan dana seadanya. Terpenting visi dan misi ini berwujud sesuatu untuk banyak orang.
Alumnus The London School of Public Relations Jakarta ini mengatakan bahwa motivasinya dan Septian mendirikan CaraBicara hanya satu. Yakni melihat masyarakat luas khususnya di daerah sadar bahwa komunikasi adalah ilmu yang penting.
Komunikasi bukan ‘ngecap’, jualan atau ngomong sekadarnya. Namun ketika berbicara, ada isinya. “Bisa berdampak positif secara dua arah. Bagi dirinya dan orang lain. Ini solusi agar naik kelas dan meningkatkan taraf hidup, yaitu dengan self development,” terangnya.
Karena itu melalui CaraBicara, ia memiliki banyak tantangan kedepan. Pertama merubah mindset orang untuk belajar komunikasi dan paham pentingnya komunikasi.Kedua market masih besar. Sehingga masih banyak dimanfaatkan oleh perusahaan sejenis yang berkompetisi.
Danar dan Septian mengakui jika mereka adalah orang nekat. Karena awalnya bootstrapping alias pakai uang sendiri, yang tidak seberapa. Malah untuk bikin perusahaan, istilahnya kalau mereka mau peras baju,bahkan baju sudah kering masih mereka peras lagi sampai keluar airnya.
“Bahkan buka kantor dan kelas di salah satu pusat perbelanjaan ternama di Kota Batu pun kami sampai mau jual barang-barang kesayangan. Tapi, ya kembali lagi. Kalau tidak didaki, kita tidak tahu gunung itu tinggi atau tidak. Kalau tidak diniati kita tidak tahu rasanya berhasil itu seperti apa,” bebernya.
Danar melangkah di bisnis tersebut karena memiliki latar belakang pendidikan S1 dan S2 komunikasi. Serta sampai saat ini sebagai pengajar, dosen aktif di London School of Public Relations, Jakarta.
“Selain itu saya pernah juga membangun platform edukasi softskill, berbasis aplikasi bersama rekan saya. Namanya Terampil.com.
Beruntung saya belajar banyak dan dapat banyak ilmu dari sana,” kata dia.
Jatuh bangun dan badai jadi modal mendirikan CaraBicara. “Ya, karena dasarnya saya suka ngajar jadi bangunlah CaraBicara,” ungkapnya.
Bahkan pengalaman mengecap menjadi Finalis Top 12 Indonesian Idolseason 2, 2005 yang seangkatan dengan Judika, dan almarhum Mike Mohede. Di sana dia banyak belajar public speaking dan komunikasi dari sebuah pendidikan kepribadian terkemuka di Indonesia.
Saat ini CaraBicara konsen pada kepedulian membangun kesadaran masyarakat. Yakni tentang pentingnya komunikasi. Pihaknya juga tengah konsentrasi mengembangkan kurikulum tepat guna yang bisa langsung digunakan di masyarakat.
“Kedepan kami ingin membangun aplikasi belajar komunikasi. Sehinggayang menikmati bukan cuma Malang Raya saja, tapi seluruh Indonesia. Lalu, kami mau membuat komunitas pegiat pendidikan komunikasi yang bisa jadi tempat sharing dan belajar dari kecil sampai dewasa,” optimisnya.
“Mimpi kita, sampai Indonesia bisa seperti negara-negara maju yang berhasil karena setiap orang fasih berkomunikasi dengan baik dan benar,” pungkas dia. (kerisdianto/van)