MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Learning by Doing menjadi konsep utama Intan Rizki Cahyaningrum merintis usahanya. Intan, sapaan akrabnya, bersama sang suami Andre Malik Ibrahim bersama-sama membangun usaha dari nol tanpa banyak ilmu usaha di awal.
Saat ini keduanya dikenal sebagai pengusaha muda di Kota Malang, yakni pemilik Hindia Koffie En Eaten dan rumah makan Sei Mamtuaku. Intan menceritakan memulai usahanya dengan jatuh bangun dan juga sempat gagal.
“Awalnya kami berdua, saya dan suami, bangun usaha kuliner menjual sandwich, namanya Urban Deli di 2017. Tetapi tidak bertahan lama karena saat ini memang sandwich belum banyak yang tahu itu apa, jadi peminatnya kurang,” papar Intan.
Urban Deli pun tidak dilanjutkan. Akan tetapi ia dan suaminya tidak pantang menyerah. Dengan pengalaman membuka usaha kemudian tidak berlanjut banyak pelajaran yang didapat. Seperti mempelajari marketing, pemasaran hingga membaca segmen pasar didapatnya dari kegagalan usaha di awal.
Setelah itu Intan dan sang suami melakukan banyak research. Kemudian memutuskan kembali mencoba usaha kuliner lainnya. Kali ini mencoba memperkenalkan makanan Sei atau daging asap.
“Di sekitar Tahun 2018 makanan sei ini populer tapi di Bandung. Saya perhatikan di Malang belum ada. Kami research dan pelajari dan memutuskan untuk coba buka. Kami tidak pakai tempat khusus. Kami awal jualnya ala kaki lima,” jelas perempuan kelahiran Tahun 1994 itu.
Usahanya ini diberi nama Sei Mamtuaku. Karena modal masih terbatas, ia berjualan sei bersama suami dan beberapa karyawan saja dan buka ala kaki lima di malam hari saja yakni di Jl Letjen S Parman di depan sebuah toko. Ia menyewa tempat tersebut.
Ternyata sei banyak diterima oleh masyarakat Malang. Utamanya ketika Intan mencoba menggunakan strategi marketing yang sedang happening saat itu yakni menggunakan jasa review dari influencer atau food vlogger.
“Setelah itu kami sustain dan tetap bertahan. Kami pindah ke kawasan Tawamangu kemudian pindah lagi ke tempat yang lebih baik ya yang saat ini di Jl Panderman. Sei kami tetap bertahan sampai sekarang,” jelas dia.
Ia kemudian ingin membuka lebih besar lagi usaha Sei ini dengan mencari tempat baru. Saat itu sekitar Tahun 2020 pandemi covid-19 melanda. Akan tetapi Intan dan suami memberanikan diri saja, kebetulan mendapat lokasi dengan harga yang affordable.
Setelah melihat lokasi, tercetus pikiran bahwa lokasi tersebut “eman” dijadikan untuk rumah makan sei saja. Ia dan suami memikirkan membuka sebuah kafe. Yang saat ini dikenal dengan Hindia Koffie pada 2021 silam.
“Dari segala macam usaha ini, memang kami itu learning by doing semua. Pas buka Hindia Koffie juga kami banyak dapat masukan. Konsen kami ada di makanan fushionnya. Tapi di kopinya banyak dapat masukan juga. Dari situ kami terus perbaiki dan terus berinovasi sampai sekarang,” pungkas Intan yang saat ini sudah memperkerjakan 40 lebih karyawan dari awal hanya 4 orang. (ica/nda)
-Advertisement-.