.
Thursday, November 7, 2024

Mengikuti Pelatihan Cek Fakta Jelang Pemilu 2024 (2)

Lebih Baik Mencegah, Suntik Vaksin Anti Hoaks

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Pelatihan cek fakta seri kelima sukses digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Solo 19-21 November, bekerjasama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Google News Institute. Berikut catatan bersambung dari Buari, Wartawan Utama sekaligus Manajer Digital Malang Posco Media yang mengikuti pelatihan tersebut.

Hari pertama pelatihan cek fakta untuk melawan disinformasi dan misinformasi jelang Pemilu 2024 berjalan lancer, Minggu (19/11). Peserta dikenalkan dengan berbagai tools yang digunakan untuk membongkar hoaks di masyarakat.  Praktik debungking ini dikawal dua pemateri yaitu Tri Suharman, Produser news Metro TV dan Imadudin, Pemeriksa fakta Times Indonesia.

- Advertisement -

Beberapa tools yang dipakai antaralain Reverse Image, TinEye, RevEye Reverse image dan Invid Video Debungker untuk memverifikasi gambar dan video. Tools lainnya yang dipakai ada Who.is, Youtube data viewers, Google Map, Google Earth, Mapchecking, Bing dan beberapa alat lainnya. Prinsip debunking adalah menganalisis, mengecek dan memverifikasi hoaks.

Praktik menganalisa video yang teridentifikasi hoaks, langkah pertama adalah menonton video tersebut sampai habis; mengamati detail info yang dibutuhkan, mendengarkan baik-baik suara dalam video, dialek, logat, bahasa, suara latar, dll.  Kedua mencari detail penting, seperti mengamati pergerakan kamera, fokus yang berubah dan bisa menghentikan video jika diperlukan.

Langkah selanjutnya mencari keyword kalau ada, dengan mengamati objek visual, mencari kata kunci seperti nomor plat kendaraan, nomor bus, tugu, monumen, gapura, dll. Berikutnya bisa mengcapture adegan di video, lalu diolah dengan tools reverse image, untuk melacak tangkapan layar yang sudah menjadi foto. Ini adalah contoh debunking yang dilakukan peserta pelatihan.

TIM: Buari bersama tim kelompok tiga menyiapkan rencana pembuatan video prebunking.

Selain debunking, juga ada pelatihan prebunking di hari kedua, Senin (20/11). Prebunking adalah cara mencegah terjadinya hoaks. Prebunking disebut lebih baik, karena lebih efektif untuk mencegah. Istilahnya suntik vaksin anti hoaks kepada masyarakat, sebelum terpapar hoaks. Masyarakat memiliki imunitas terhadap  informasi yang berpotensi hoaks, tidak ikut menyebarkan.

Jika debunkin dilakukan setelah terjadi misinformasi atau disinformasi yang menjadi hoaks, maka prebunking dibuat sebelum hoaks beredar. Debunking atau pemeriksaan fakta ini penting, tapi seringkali kalah dengan kecepatan dan viralitas misinformasi atau disinformasi. Untuk itu diperlukan prebunking,  sebagi teknik efektif memperlambat penyebaran disinformasi.

Ada tiga jenis prebunking yaitu berbasis fakta, berbasis logika dan berbasis sumber. Berbasis fakta adalah mongoreksi klaim atau narasi palsu tertentu. Berbasis logika adalah menjelaskan taktik yang digunakan untuk memanipulasi. Berbasis sumber adalah menujukkan sumber informasi yang buruk. Idelnya menggabungkan fakta dan logika.

PEMATERI: Buari bersama Tri Suharman, pemateri yang mengisi pelatihan di Solo.

Antisipasi dengan prebunking bisa dilakukan karena hoaks berulang di momen-momen tertentu. Seperti jelang pemilu sekarang ini. Ada 4 kategori narasi misinformasi atau disinformasi yang sering digunakan setiap pemilu. Pertama berbasis paham/Ideolaogi, kedua berbasis etnis/rasisme, ketiga berbasis agama/keyakinan dan keempat berbasis orientasi seksual.

Untuk mempraktikkan prebunking ini, sebanyak 35 peserta dibagi menjadi enam kelompok. Masing-masing mendapat tugas yang sama, membuat konsep prebungking dalam bentuk video. Pertimbangannya adalah karena video lebih banyak dinikmati. Pesan untuk mencegah hoaks pun diharapkan bisa tersampaikan dengan baik.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam membuat perencanaan video prebunking ini, mulai menentukan judul, menentukan topik atau kategorinya, lalu mengumpulkan database terkait hoaks sesuai kategori, menyusun sequence video, menentukan audiens dan saluran yang akan dipakai untuk publikasikannya. Video prebunking ini dilombakan.  (bua/bersambung)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img