MALANG POSCO MEDIA- Pengelolaan Stadion Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang diusulkan diserahkan sepenuhnya ke Arema FC. Penyerahan ini sekaligus menandai era profesionalisme industri sepakbola di Indonesia.
Hal tersebut terungkap dari diskusi antara Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Soekarwo, Bupati Malang HM Sanusi, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Owner Arema FC Iwan Budianto (secara video call) di ruang tunggu Stadion Kanjuruhan, Kamis (6/10) kemarin.
‘’Doakan, bisa berhasil. Doakan ya pengelolaan Stadion Kanjuruhan ke depan bisa lebih modern dan maju. Saya yakin bisa,’’ tandas Mochamad Iriawan kepada Malang Posco Media sebelum meninggalkan ruangan diskusi kemarin.
Ide pengelolaan Stadion Kanjuruhan secara profesional dan modern, semula muncul dari Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo. Menurut Pakde Karwo, Arema FC adalah klub sepak bola kultural yang kondisinya sangat sehat dari segala sisi.
Tidak hanya soal biaya pengelolaan klub. Arema FC dengan dukungan begitu banyak penggemarnya, dinilai layak memiliki stadion sendiri yang bisa dikelola secara mandiri. Apalagi Arema FC tidak mungkin pindah ke daerah lain mencari home base pasca Tragedi Kanjuruhan.
‘’Caranya mungkin dengan sistem sewa per lima tahunan. Lima tahun pertama bayar sesuai kesepakatan. Lalu lima tahun berikutnya, harga plus nilai inflasi. Kepada siapa sewanya, kepada Pemkab Malang,’’ rinci Pakde Karwo mencontohkan.
Mendengar penuturan Pakde Karwo tersebut, Iwan Bule, sapaan akrab Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan langsung setuju. Bahkan untuk menguatkan ide Pakde Karwo tersebut, Iwan Bule menyebut klub sepak bola terkenal di Liga Inggris, Manchester United (MU).
“Pada awal-awalnya, MU menggunakan (sewa) lapangan Old Trafford nilanya hanya Rp 78 miliar permusim. Tapi sekarang nilainya sudah mencapai di atas Rp 1 triliun,’’ papar Iwan Bule. Selain soal nilai ekonomis, Iwan Bule menyebutkan konsep profesionalisme ini juga mendorong status Stadion Kanjuruhan sebagai zona eksklusif. Sehingga pengamanan di dalam stadion saat pertandingan bisa dikelola sendiri.
‘’Tidak perlu lagi ada polisi di dalamnya. Cukup steward (model pam swakarsa) yang mengamankan dalam stadion saat pertandingan berlangsung,’’ kata Iwan Bule dengan menyebutkan sistem keamanan pertandingan sepak bola di beberapa liga dunia.
Agar ide dan konsep modern ini tidak menguap, seketika itu juga Iwan Bule menelepon Iwan Budianto. Rapat secara video call itu pun berlangsung lebih serius. Iwan Budianto dengan seksama mendengarkan perjelasan Pakde Karwo.
Perbincangan Pakde Karwo dengan Iwan Budiyanto juga langsung disaksikan dan bisa didengarkan Bupati Malang HM Sanusi dan Iwan Bule. ‘’Siap, pakde. Siap akan saya pelajari konsepnya,’’ tutur Iwan Budianto yang tengah berada di Jakarta.
Proses ke arah profesionalisme pengelolaan Stadion Kanjuruhan langsung diamini Bupati Malang HM Sanusi. Abah Sanusi, begitu sapaan akrabnya, sejak lama ingin Stadion Kanjuruhan bisa dikelola secara profesional.
‘’Sudah lama saya ingin seperti ini (sewakan stadion). Sudah saya sampaikan ke Iwan (Iwan Budianto) tapi belum ada jawaban pasti,’’ kata Sanusi.
Di sisi lain, pemerintah pusat akan segera membantu renovasi Stadion Kanjuruhan sesuai standar stadion yang layak pakai. Kondisi pintu 12 dan pintu 13 tempat Aremania gugur, secara teknis memang sangat tidak layak untuk menghadapi situasi seperti saat kejadian Tragedi Kanjuruhan.
‘’Jika renovasi semuanya sudah selesai, serahkan ke klub. Pengelolaan sepenuhnya serahkan ke mereka. Tinggal disusun konsep kerjasamaanya,’’ pungkas Iwan Bule yang langsung diiyakan Abah Sanusi. (has/van)