MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kali pertama setelah pandemi, kawasan Kayutangan sangat meriah. Masyarakat dari berbagai penjuru Kota Malang antusias mengikuti event besar Malang 108 Rise and Shine, Minggu (5/6) kemarin. Ketua Umum Musik Malang Bersatu Indonesia (MMBI) Bagus Prakoso menyampaikan terdapat kurang lebih 1.000 musisi yang terlibat dan berpartisipasi dalam Malang 108 Rise and Shine Kayutangan Heritage ini.
Mereka kumpulan musisi dari Malang Drummer Community, Kumpulan Bassist Malang (Kubam), Malang Youth Orchestra, Voice of Malang, dan banyak lainnya.
“Event ini memang kami adakan untuk menunjukan bahwa musisi-musisi Kota Malang siap berkarya. Siap kerja lagi,” jelas Bagus kepada Malang Posco Media.
Sebelumnya, pandemi Covid-19 membuat banyak industri seni hiburan tiarap. Dengan landainya kasus Covid-19 dan sudah diperbolehkannya event pertunjukan dilaksanakan, MMBI mengambil kesempatan tersebut. Pelaku seni pertunjukan dan musik mau bangkit bersama. Sementara Koridor Kayutangan Heritage pun diambil sebagai lokasi panggung .
“Karena pemerintah memberikan tempat di Kayutangan dan memang lokasi itu sedang naik daun. Tentu kita senang bisa perform di sana. Warga bisa menonton bebas, dan UMKM dari warga sekitar bisa bergerak. Pas sekali,” jelas Bagus.
Ketua Panitia Rokhmad Dyan menyampaikan, di Signage Kayutangan ada penampilan drum dari komunitas Malang Drummer Community. Kemudian di Jalan Basuki Rahmat Gang 4 ada sajian permainan bass dari komunitas Kubam (Kumpulan Bassist Malang), lalu di sebelah Kopi Lonceng ada penampilan dari komunitas Guitarisick dan juga ada penampilan komunitas keyboard dari Kibordis Malang.
Semakin meriah ketika ada flashmob dari Voice of Malang yang menyanyikan chant-chant khas Aremania. Tak pelak, ribuan pengunjung di Kayutangan pun kemudian ikut menyanyikan bersama lagu-lagu Arema.
“Kita konsepnya memang street. Flashmob vocal tadi juga menyanyikan karya dari temen musisi Malang, kemudian berjalan ganti lagi lagu Anto Baret menuju JPO dan diakhir lagu Salam Satu Jiwa,” sebutnya.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni menjelaskan, Pemkot Malang melalui Disporapar Kota Malang turut mendukung dengan menghadirkan penampilan Fashion on the Street yang mendukung subsektor ekonomi kreatif (ekraf) fashion.
“Event ini kita bersama dengan teman-teman MMBI ingin membangkitkan lagi susana event seni di Kota Malang setelah pembatasan mobilitas 2 tahun terakhir ini. Performance musik dari berbagai komunitas musik dan juga ada fashion nya,” jelas Ida Ayu.
Ia menyampaikan, pemilihan lokasi Koridor Kayutangan pun sangat pas. Karena pemerintah daerah pun sedang gencar membangun citra wisata heritage yang salah satunya berada di kawasan koridor Kayutangan.
Perempuan asal Bali ini juga mengungkapkan ke depan kampung-kampung wisata lainnya juga didorong untuk bisa melakukan hal yang sama. Komunitas apapun didorong bisa membuat event di kampung-kampung wisata tematik. (ica/ian/aim)