MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Keluarnya kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, tidak dapat dipungkiri sangat berpengaruh pada sektor perhotelan. Tidak main-main, Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basoeki menyebut, dampak kebijakan itu bisa menekan hingga 50 persen tingkat okupansi di Kota Malang.
Oleh karena itu, datangnya momen libur panjang mudik dan lebaran kali ini menjadi asa yang begitu berharga untuk ‘mengobati’ sepinya perhotelan selama beberapa waktu ini.
“Jadi kami berharap, saat liburan ini kami targetkan okupansi rata rata bisa mencapai 70 persen sampai 80 persen. Ini sudah H-7, memang sudah mulai berdatangan pesanan. Tapi angkanya sekarang masih 30 persen,” ungkap Agoes kepada Malang Posco Media, Minggu (23/3) kemarin.
Mulai meningkatkan tingkat okupansi hotel memang baru bisa terjadi bertepatan ketika hari libur tiba. Yakni mulai pekan ini dan diprediksi puncaknya terjadi pada H-1 lebaran hingga H+7 lebaran. Agoes menyebut, dalam kesempatan yang sangat berharga itu, kini para pelaku perhotelan sudah menyiapkan berbagai tawaran menarik.
“Beberapa hotel sudah menawarkan paket halal bihalal, karena itu memang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Itu bisa membantu meningkatkan okupansi dengan revenue-nya yang cukup bagus,” beber Agoes.
Ia berharap, adanya paket Ramadan yang selama ini diberikan serta adanya paket halal bihalal, bisa mendongkrak okupansi serta keberlangsungan sektor perhotelan yang kini tengah merosot akibat kebijakan efisiensi anggaran. Khusus beberapa hotel bahkan begitu terdampak karena selama ini hanya mengandalkan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, dan Exhibitions) atau kegiatan pertemuan di hotel.
“Kami juga rencananya mau beraudiensi dengan walikota serta DPRD setelah lebaran nanti. Ada yang perlu didiskusikan untuk menyikapi persoalan ini. Untuk saat ini, minimnya okupansi ini semoga bisa tertutupi dulu dengan paket paket puasa dan halal bihalal,” tutup dia. (ian/aim)