MALANG POSCO MEDIA – Long weekend momentum bagi tempat wisata, resto hingga hotel memulihkan keadaan. Pasalnya setiap masuk bulan Ramadan, kunjungan wisata dan okupansi hotel turun drastis. Tak terkecuali di Kota Wisata Batu.
Hal itu disampaikan Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi. Selama libur long weekend kunjungan wisatawan di Kota Batu masih rendah. Kunjungan di bawah rata-rata tersebut dianggap wajar mengingat bulan Ramadan.
“Untuk kunjungan wisata masih rendah. Memang ada yang bisa okupansi di atas 30 persen. Tetapi rerata keseluruhan masih di bawah 20 persen. Ini hal yang wajar karena bulan Ramadan,” jelas Sujud kepada Malang Posco Media, Minggu (17/4) kemarin.
Ia mencontohkan di tempatnya, Taman Rekreasi Selecta, kunjungan libur akhir pekan kemarin rata-rata dikisaran 400-500 wisatawan. Tentunya tidak berbeda dengan destinasi wisata lainnya.
“Momen ini membuat tempat wisata berbenah. Misal di kami dengan melakukan perombakan dan menambah wahana baru berupa taman lumut untuk daya tarik wisatawan saat libur lebaran. Mengingat tingginya kunjungan saat libur lebaran,” bebernya.
Hal senada disampaikan Marketing and Public Relation Manager Jatim Park Group, Titik S Arianto. Rendahnya kunjungan saat puasa memang terjadi setiap tahunnya.
“Setiap tahun kalau bulan puasa selalu sepi. Rata-rata harian di bawah 200 orang, kecuali Jatim Park 3 mungkin masih di bawah 300an karena buka hingga malam hari,” paparnya.
Berbeda dengan okupansi hotel, salah satunya di Aston Inn Batu dengan okupansi mencapai 100 persen saat libur akhir pekan. Bahkan pihaknya juga yakin bahwa saat libur lebaran nanti okupansi bisa lebih baik lagi dengan kondisi pandemi yang semakin membaik.
“Kemarin okupansi bisa 100 persen, untuk Jumat dan Sabtu kemarin. Tapi hari ini (Minggu.red) cuma 10 persen. Kami optimis kunjungan wisata sudah mulai bergairah lagi dengan keadaan yang semakin membaik,” paparnya.
Rendahnya tingkat kunjungan wisata dan okupansi tersebut juga berdampak pada PAD Kota Batu. Terutama dari sektor pajak hiburan yang masih terealisasi 25 persen atau Rp 7,6 miliar dari target Rp 30,7 miliar.
Sedangkan pajak hotel masih terealisasi 31 persen atau Rp 8,7 miliar dari target Rp 27,5 miliar. Berbeda dengan pajak resto yang telah terealisasi sebesar 43 persen atau Rp 6,5 miliar dari target 15,1 miliar.
Agar momen libur lebaran mampu meningkatkan kunjungan wisata, Wali Kota Batu Dra Dewanti Rumpoko M.Si meminta pelaku wisata mewaspadai adanya lonjakan Covid-19 dengan memperkuat protokol Cleanliness, Health, Safety, and Environtment Sustainability (CHSE).
“Hotel dan tempat wisata wajib menerapkan CHSE dengan benar dan ketat. Selain itu, protokol kesehatan penanganan Covid-19 juga harus diperkuat. Ini tidak hanya untuk menghindari adanya kasus Covid-19, tapi agar perekonomian tetap berjalan,” tegasnya.
Ia menambahkan pemerintah telah mengeluarkan aturan terkait pelaksanaan mudik Lebaran 2022. Aturan kali ini masyarakat yang mudik setidaknya telah divaksin booster. Termasuk untuk berwisata.
“Saat ini perkembangan penyebaran Virus Korona di wilayah Kota Batu sudah sangat kondusif. Kami berharap kondisi ini bisa terus terkendali hingga usai libur lebaran. Makannya penerapan aturan harus dilakukan ketat oleh pelaku usaha wisata,” tegasnya.
Untuk zonasi, wilayah Kota Batu masuk dalam zona kuning atau risiko rendah penyebaran Covid-19. Artinya Kota Batu berada pada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2.
“Karena di level dua nantinya juga tetap ada swab acak dari satgas. Itu jika masih level dua, tapi jika masuk level satu berarti aman dan tidak perlu swab acak,” pungkas BuDe sapaan akrabnya. (eri/van)