MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Yayasan Lingkar Sosial Indonesia (Linksos) Malang kembali menorehkan prestasi nasional. Organisasi yang fokus pada isu disabilitas dan inklusi sosial itu meraih penghargaan Lembaga Pejuang Penegak Konstitusi dalam ajang Jimly Award 2025 di di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Rabu (15/10) kemarin.
Penghargaan yang digagas oleh sekolah non-formal besutan Prof. Jimly Asshiddiqie ini diberikan kepada lembaga yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai konstitusi dan hak asasi manusia. Bagi Linksos, penghargaan ini menjadi pengakuan atas kiprahnya selama lebih dari satu dekade dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas, penghapusan stigma kusta, serta penguatan gerakan inklusif berbasis komunitas.
“Penghargaan ini sangat memotivasi kami untuk melakukan advokasi dan memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas ke depannya. Ini bukan sekadar penghargaan simbolik, melainkan penguatan moral bagi kami untuk terus menegakkan konstitusi dari akar masyarakat,” tegas Founder Linksos, Ken Kertaningtyas, Kamis (16/10) kemarin..
Sejak berdiri pada 2014, Linksos telah menjalankan berbagai program yang berfokus pada penguatan komunitas disabilitas. Beragam inisiatif seperti advokasi kebijakan inklusif, Omah Difabel, Difabel Pencinta Alam (Difpala), Literasi dan Aksara Inklusi, Sako Inklusi, hingga Posyandu Disabilitas telah menjadi inspirasi nasional. Beberapa program bahkan telah diadopsi oleh pemerintah daerah, seperti Pemkot Malang dan Pemkab Malang.
“Selama ini para penyandang disabilitas belum menerima akses fasilitas kesehatan dasar. Dengan Posyandu Disabilitas, layanan kesehatan berbasis masyarakat itu akan memastikan penyandang disabilitas memperoleh akses setara terhadap layanan publik di tingkat desa atau kelurahan,” jelas Ken.
Sebagai organisasi non-profit yang mengandalkan dukungan masyarakat, Ken menegaskan bahwa penghargaan ini akan menjadi energi baru bagi Linksos untuk memperkuat gerakan kolaboratif.
“Semoga ini bisa menjadi semangat bagi teman-teman Linksos untuk terus berjuang bagi disabilitas. Selain itu, kami juga selalu mengutamakan kolaborasi, karena bagaimanapun organisasi ini bersifat swadaya,” pungkasnya. (ian/aim)