MALANG POSCO MEDIA– Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan pesta olahraga terakbar tingkat nasional. Even yang digelar empat tahun sekali itu, kini sedang berlangsung di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Ini merupakan yang pertama kalinya digelar di dua provinsi.
Total altet yang ikut PON XXI 2024 ACEH-SUMUT sebanyak 13.039 atlet.
Jawa Timur termasuk rombongan besar dengan mengirimkan 884 atlet dengan mengikuti 63 cabor dari 67 cabor yang dipertandingkan.
Kontingen Jawa Timur ada yang tanding di wilayah Provinsi Aceh maupun di Sumatera Utara.
Malang Posco Media menjadi media cetak satu-satunya dari Kota Arema yang melakukan peliputan di wilayah Sumatera Utara dan Aceh.
Jon Soeparijono wartawan Malang Posco Media yang ditugaskan meliput. Ia ditempatkan di Sumatera Utara. Di wilayah ini ada 34 cabor yang dipertandingkan dan 6.618 atlet serta 3.320 ofisial. Ditambah 5.600 panitia pelaksana cabor. Pertandingan digelar di 10 kota/kabupaten. Yakni Medan, Deli Serdang, Karo, Binjai, Langkat, Serdang Bedagai Pematangsiantar, Simalunggun, Toba dan Samosir.
Meski pambukaan baru akan dilakukan 9 September mendatang, namun Jon Soeparijono sudah berada di Medan sejak 1 September lalu. Pasalnya, beberapa cabor telah dipertandingkan. Seperti balap sepeda, barongsay, hockei, futsal, senam dan lainnya. Tentunya datang lebih awal meliput cabor-cabor yang sudah tanding.
Namun sebagian besar pertandingan masih digelar di wilayah Deli Serdang serta Kabupaten Karo. Jaraknya dari Kota Medan ke Kabupaten Karo sekitar 60 kilometer dengan jalan yang ekstrim berkelok di tengah hutan sawit. Jalannya mirip ke Bromo dengan kemiringan cukup terjal. Sedangkan di Kabupaten Deli Serdang tidak terlalu jauh. Namun menuju venue harus ektra hati-hati karena kendaraan di Kota Medan baik motor, mobil pribadi maupun angkutan umum seperti balapan. Kenceng-kenceng serta klakson berbunyi dimana-mana seperti di India.
Selama di Medan saya mendapat sarana transportasi sepeda motor. Motor tersebut saya gunakan hingga PON usai.
Tak heran jika setiap hari harus wira-wiri dari Medan ke Deli Serdang dengan menggunakan motor. Meski menggunakan goggle map, tetap saja sering nyasar. Maklum, di ibu kota Sumatera Utara ini banyak satu jalur. Jalur berangkat dan jalur pulang mesti beda. Tidak hanya saya, teman media yang sudah datang dari luar kota pun juga sering nyasar-nyasar salah jalur.
Selama di Medan saya menginap di Orinko City Hotel yang terletak di Jalan Sie Batanghari. Menurut rencana jika rombongan kontingen Jatim tiba, saya akan pindah ke mes di kawasan Universitas Negeri Medan (Unimed) yang terlerak di Kabupaten Deli Serdang. Tentu saja di tempat ini lebih dekat dengan venue-venue.
Menurur rencana, kepulangan awak media akan berbarengan dengan para atlet hingga PON XXI usai. Yakni 22 September mendatang. Jika benar-benar tanggal tersebut ini merupakan rekor terlama liputan di luar kota. Saya pernah liputan di Kota Tarakan Kalimantan Utara selama 10 hari. Di Papua mungkin juga cuma dua minggu. Begitupula di Sumatera Utara dan Aceh 20 tahun lalu sekitar dua minggu saja.
Jika di Bogor pernah ditugaskan selama satu bulan, itu hanya magang.
Meski peliputan cukup jauh dan cukup lama, ada saja teman yang seperti saudara. Seperti ketemu teman semasa duduk di bangku SMP maupun teman kuliah yang kini menjadi pejabat di Pemprov Sumatera Utara. Tidak hanya itu saja, teman-teman pelatih maupun atlet dari Malang Raya ada saja yang menghubungi. Selain memberi informasi berita juga mengajak ngopi bareng sambil cerita. (jon/van)