spot_img
Wednesday, June 25, 2025
spot_img

LLDIKTI Wilayah VII Berikan Anugerah Kampus Unggulan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur mendapatkan Anugerah Kampus Unggulan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII saat Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi pada Selasa (28/11) di Hotel Grand Mercure Kota Malang. Diantara kampus yang menerima Anugerah Kampus Unggulan, terdapat beberapa perguruan tinggi dari Malang yang mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut.

Yakni Universitas Muhammadiyah Malang yang menerima tiga kategori terbaik yaitu kategori kualitas pelaporan terbaik, kategori kerjasama perguruan tinggi terbanyak dan kategori kinerja humas terbaik untuk perguruan tinggi dengan predikat akreditasi A. Lalu juga ada Universitas Insan Budi Utomo yang meraih kategori kualitas pelaporan terbaik dan juga ada Universitas Gajayana yang mendapat kategori implementasi SPMI terbaik

“Perguruan tinggi itu harus memberikan value kepada masyarakat Indonesia dengan kinerja Perguruan tinggi masing masing. Disini ada Anugerah Kampus Unggulan, itu untuk memberikan motivasi kepada mereka yang punya kinerja dan juga contoh, untuk meraih keberhasilan secara bersama sama, dan dengan adanya sinergi dan kolaborasi bagi Perguruan tinggi di wilayah Jawa Timur,” terang Kepala LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dr. Dyah Sawitri S.E., M.M.

Lebih jauh, menurut Dyah, melalui kesempatan seperti ini pihaknya bisa melihat indikator keberhasilan dari masing masing Perguruan tinggi dan hal itu menjadikan tolok ukur untuk menuju universitas yang unggul serta menuju universitas kelas dunia. Di Jawa Timur sendiri tercatat ada sebanyak 318 perguruan tinggi.

“Itu merupakan salah satu konsep yang dilakukan sehingga pendampingan mulai Tri Dharma, penjaminan mutu dan kebijakan ‘anti-anti’ (Anti Intoleransi, Anti Kekerasan Seksual, Anti Perundungan dan Anti Korupsi) yang ada di Indonesia khususnya LLDIKTI Wilayah VII menjadi salah satu bagian dari kinerja ini,” tutur Dyah.

Tidak hanya itu, kesempatan seperti ini, diktakan Dyah menjadi keberkahan tersendiri karena menjadi cara komunikasi untuk kepentingan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada episode ke 26 ini. Menurut Dyah, MBKM ini menjadi transformasi pendidikan tinggi di Indonesia yang mana saat ini sudah lebih fleksibel dibandingkan dulu.

“Dulu (lulus kuliah) kita harus dengan skripsi, sekarang tidak harus dengan skripsi, sekarang bisa diganti dengan prototipe atau project,” lanjutnya.

Yang utama, menurut Dyah adalah kendali mutu aset strategis perguruan tinggi. Penilaian kinerja bisa melalui input, proses dan output atau luarannya. Sehingga input seperti dosen, mahasiswa, laboratorium, sarpras hingga kurikulum bisa terlihat. Lalu untuk prosesnya, bagaimana dosen mengajar, bagaimana mahasiswa belajar, strategi yang digunakan hingga model pembelajarannya.

Kemudian juga output atau luaran bagaimana perguruan tinggi bisa menghasilkan output yang mampu mencetak kerja. Bukan output yang mencari kerja.

“Ini tantangan kita bersama. Jadi kalau merekapun bekerja diberi salary diatas UMR misalkan, itu keberkahan dari apa yang menjadi nanti dengan adanya (MBKM) episode 26 ini memberikan nilai atau value pada pendidikan tinggi karena lebih menginovasi, mengeksplor dalam setiap kegiatan belajar mengajar,” tegas dia.

Dyah pun berharap, kampus kampus yang ada di Jawa Timur ini bisa menjadi sebuah perguruan tinggi yang unggul. Ia berharap perguruan tinggi yang unggul ini bisa makin banyak.

“Kampus kampus di Jawa Timur itu harapan kami bisa unggul semua. Sekarang sudah ada 9 kampus (yang unggul). Paling tidak nanti ada 20-30 persen insya Allah kita bisa berpacu cepat,” tutupnya. (ian)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img