.
Sunday, December 15, 2024

Lomba Hias Kampung, RT 2 RW 12 Desa Sidomulyo Angkat Kampung Suko Lare

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Mengisi Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) dan HUT ke-21 Kota Batu, Gekrafs Kota Batu menggelar Sidomulyo Floral Festival 2022. Dalam agenda yang terpusat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu tersebut diwarnai dengan berbagai rangkaian kegiatan.

Sekretaris Gekrafs Kota Batu, Lily Indayani mengatakan, Sidomulyo Floral Festival 2022 memiliki banyak agenda kegiatan yang dipusatkan di Desa Sidomulyo. Salah satunya adalah Lomba Hias Kampung.

“Untuk Lomba Hias Kampung diikuti oleh seluruh RT di Desa Sidomulyo. Dalam pelaksanaannya atau pengerjaan Hias Kampung dimulai sejak tanggal 1-20 Oktober,” ujar Lily kepada Malang Posco Media.

Warga RT 2 RW 12 Dusun Sukorembug, Desa Sidomulyo sedang mencari batuan di sungai untuk menghias kampung bertema Kampung Suko Lare. (Foto: Kerisdianto/MPM)

Lily menjelaskan bahwa tema yang diangkat dalam Lomba Hias Kampung adalah Potensi Dan Kearifan Lokal Desa Sidomulyo. Kemudian untuk kriteria penilaian di antaranya kekompakan, estetik, fungsional, ramah anak, ekonomis, kreatifitas dan tematik.

Juri yang akan menilai terdiri dari Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup dan Media. Untuk penilaian dilakukan secara berkala oleh juri mulai tanggal 1-25 Oktober. Bagi pemenang Juara I akan mendapat hadiah Rp 3 juta, Juara II Rp 2 juta dan Juara III Rp 1,5 juta.

“Kami berharap masyarakat Desa Sidomulyo bisa berpartisipasi mengikuti kegiatan tersebut. Pasalnya melalui kegiatan ini bisa dimanfaatkan untuk mengeksplor potensi dan kearifan lokal yang ada di setiap RT,” bebernya.

RIANG : Warga nampak riang mengerjakan lomba hias kampung baik di siang dan malam hari. (Foto: Kerisdianto/MPM)

Salah satu peserta Hias Kampung dari RT 2 RW 12 Dusun Sukorembug, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendukung penuh kegiatan Lomba Hias Kampung. Karena memiliki tujuan positif.

“Lomba Hias Kampung ini benar-benar dimanfaatkan oleh warga RT 2. Pasalnya melalui kegiatan ini tidak hanya mengangkat potensi warga, tetapi mampu memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong,” tutur Ketua Hias Kampung RT 2 RW 12, Agus Dwi Afandi.

Lebih lanjut, Ia menerangkan, melalui Lomba Hias Kampung warga RT 2 tidak hanya sekadar membuat hiasan taman pada spot-spot tertentu saja. Tetapi lebih dari itu, secara gotong royong warga juga membuat wahana permainan tradisional bagi anak-anak.

“Sesuai kriteria dan tema. Yakni ekonomis, gotong royong, kebersamaan, ramah anak dan fungsional. Kami ingin tidak hanya sekadar membuat taman. Tapi kami ingin membuat taman bermain yang ramah bagi anak-anak dan permainan tradisional sesuai dengan fungsinya,” bebernya.

Warga sedang mencari bahan kayu untuk dekorasi lomba Hias Kampung.

Lebih dari itu, pilihan membuat taman bermain dan juga permainan tradisional bagi anak-anak dikarenakan saat ini mulai tergerus. Serta anak-anak kini mulai beralih untuk bermain gawai (hp) yang berakibat pada minimnya interaksi antar anak.

“Dengan adanya taman bermain yang dilengkapi permainan tradisional ini, kami ingin anak-anak bisa teredukasi, mengenal dan memainkan permainan tradisional. Sehingga anak-anak lebih sering berinteraksi antara satu dengan yang lain,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, dengan adanya permainan tradisional akan mampu menanamkan nilai-nilai karakter baik bagi anak. Di antaranya seperti kemampuan menyelesaikan masalah, pantang menyerah, mengatur strategi dan berkompetisi.

“Serta untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, dorongan berprestasi, pengendalian diri dan ketelitian,” imbuhnya.

Beberapa permainan tradisional yang dibuat oleh warga di antaranya dam-daman, dakon, egrang, jungkat-jungkit, engklek, ayunan, bekel, lompat tali hingga jepretan. Menariknya lagi, permainan tradisional tersebut dibuat sendiri oleh warga menggunakan bahan kayu.

Untuk anggaran yang dikeluarkan sangat minim sekali. Tidak lebih dari Rp 500 ribu. Anggaran tersebut digunakan untuk membeli paku, ijuk dan kawat. Untuk konsumsi makanan setiap harinya ditopang oleh masyarakat secara sukarela.

Sedangkan untuk bahan dasar lainnya seperti anyaman, bambu, batu-batuan ada yang dikasih warga dan mencari di sungai. Untuk tanaman hias tidak perlu ditanya karena di Desa Sidomulyo sangat melimpah.

“Tidak hanya itu melalui Lomba Hias Kampung ini setidaknya masyarakat umum bisa mengetahui bahwa di Desa Sidomulyo memiliki potensi SDM di bidang dekorasi yang sangat melimpah. Selain potensi bunga hias,” pungkas Agus Dwi.

Untuk Kampung Hias tersebut, warga RT 2 menamakan Kampung Suko Lare. Suko Lare sendiri dalam bahasa Indonesia adalah Suka Anak, yang artinya membuat anak-anak senang sekaligus melalui kegiatan ini juga mampu menurunkan jiwa gotong royong kepada anak-anak. (eri/lin)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img