MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Bencana longsor dan banjir masih hantui Kota Batu di musim kemarau basah ini. Terbaru adalah bencana longsor di Jalan menuju Pura Giri Arjuno Dusun Junggo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji sempat terputus dan bencana banjir di Kali Paron yang juga berada di wilayah Kecamatan Bumiaji.
Dua kejadian tersebut terjadi pada, Senin (19/) malam. Hujan deras yang mengguyur Kota Batu menyebabkan tanah longsor dengan tinggi 25 meter dan panjang 20 meter. Akibatnya material longsor menutup akses jalan menuju arah Pura Giri Arjuno hingga, Selasa (20/5) siang. Sedangkan bencana banjir menyebabkan beberapa rumah tergenang setinggi mata kaki.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu Alfi Nurhidayat menyatakan bahwa petugas dari instansi terkait langsung turun ke lapangan untuk melakukan pembersihan di aliran Sungai Paron. Mulai dari BPBD, DPUPR, Damkar, TNI, Polri Perangkat Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Agen Informasi Bencana Jawa Timur, Orari, FPRB Bumiaji, relawan dan warga.
“Saat ini (kamarin, red) tim gabungan sedang melakukan pembersihan material longsor, baik dengan manual dan alat berat. Hasilnya jalur menuju Pura Arjuna sudah dapat dilewati kembali,” ujar Alfi kepada Malang Posco Media, Selasa (20/5) kemarin.
Dari hasil evaluasi longsor, telah keluar rekomendasi yang akan dilaksanakan instansi terkait. Di antaranya penataan jaringan/ saluran irigasi yang lebih baik untuk menghindari kejadian serupa di area lokasi yang sama, penanaman area tebing dengan pohon keras maupun rumput vertifer untuk memperkuat struktur tanah.
“Kemudian pembersihan aliran sungai dari material longsoran dengan kerja bakti, menghimbau kepada masyarakat selalu ikut menjaga kelestarian lingkungan untuk menjaga agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Terlebih jalan yang tertutup longsoran merupakan akses utama ke Pura Giri Arjuno dan aktivitas warga ke ladang. Dan terakhir penutupan area longsoran agar tanah tidak secara langsung terkena air hujan,” bebernya.
“Begitu juga di Kali Paron juga dilakukan pembersihan. Sebagus apa pun salurannya, jika masyarakat masih membuang sampah sembarangan, risiko banjir akan tetap mengintai,” imbuh Ketua PII Kota Batu ini.
Akibat banjir, tambah Alfi, mengungkap fakta yang tidak bisa diabaikan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu penyebab utama banjir di Kota Batu. Sampah yang menyumbat saluran air mengakibatkan aliran terhambat dan air meluap ke permukaan jalan saat hujan deras.
“Dari sampah yang menumpuk menyumbat sungai dan drainase, menghambat laju aliran air sehingga meluber dan meluap menyebabkan banjir. Kami juga menyadari bahwa penanganan masalah banjir tidak cukup hanya dengan infrastruktur yang baik. Oleh karena itu, beberapa langkah strategis direncanakan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali,” paparnya.
Langkah yang akan diambil meliputi pendidikan pada masyarakat. Nantinya DPUPR akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk meningkatkan edukasi tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya melalui kampanye lingkungan hidup di sekolah-sekolah dan komunitas warga.
Kemudian, penyediaan fasilitas pengelolaan sampah. Ke depan kolaborasi semua pihak untuk menambah titik-titik TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dan memperkuat sistem pengangkutan sampah secara rutin sangat penting.
“Serta dilakukan pengawasan dan penegakan aturan. Pemkot Batu akan memperketat pengawasan di titik-titik rawan pembuangan sampah sembarangan dan menerapkan sanksi tegas bagi pelanggar,” ungkapnya.
Pasalnya banjir bukan hanya tugas pemerintah. Semua pihak harus bekerja sama. Masyarakat punya peran besar untuk menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan bebas dari sampah. Untuk itu, pihaknya mengimbau seluruh warga untuk tidak membuang sampah ke sungai atau selokan.
“Untuk itu kami berharap besar adanya kesadaran kolektif diperlukan agar bencana seperti ini tidak terus berulang. Menjaga sungai tetap bersih adalah tanggung jawab kita bersama. Mari jaga lingkungan, demi Kota Batu yang aman, nyaman, dan bebas banjir,” pungkasnya.(eri/lim)