MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Gedung Dewan Kesenian Malang (DKM) yang berada di Jalan Majapahit bakal segera dibangun. Haris Wibisono atau akrab disapa Nino yang akan mendesain gedung DKM. Dia mengaku tengah merampungkan konsep rancangan gedung DKM dengan konsep yang lebih segar dan menarik.
“Sekarang ini lagi bikin konsep rancangan gedung DKM Jalan Majapahit. Setelah kolaborasi dengan DKM, orang-orang DKM ingin bentuknya itu mengambil inspirasinya dari bunga teratai atau lotus,” ungkap Nino kepada Malang Posco Media, Selasa (2/8) kemarin.
Nino sempat menunjukkan desain awal konsep gedung DKM yang baru kepada Malang Posco Media. Dengan dominasi warna putih, bangunan baru DKM itu didesain agak terbuka dan membentuk seperti lotus teratai yang cantik.
“Itu terus dijadikan bentukan taman atau Amphitheater untuk pertunjukan seni di DKM. Namanya tidak tahu apakah tetap DKM atau taman seni budaya tapi yang jelas di lokasi DKM itu akan jadi bangunan pertunjukan open Amphiteather,” lanjutnya.
Meski begitu, Nino tidak begitu mengetahui kapan persisnya renovasi perombakan gedung DKM itu. Ia kini fokus untuk menyelesaikan finishing desainnya.
“Masih proses perancangan, kalau fisiknya saya tidak tahu. Mestinya perancangan selesai, dan fisiknya mungkin tahun depan, tergantung pemerintahnya,” terangnya.
Sementara itu, Pemkot Malang telah mengusulkan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Tahun 2022 sebesar Rp 2,91 triliun atau bertambah Rp 14,2 miliar dari APBD induk, salah satunya bakal dipergunakan untuk pembenahan gedung DKM tersebut.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menjelaskan, pemugaran gedung DKM ini memang bagian dari penataan wisata Kayutangan Heritage yang diharapkan menyatu hingga kawasan Stasiun Malang Kota Baru. Selain DKM, nantinya kawasan Alun Alun Tugu Malang juga akan ditata sedemikian rupa dengan nuansa yang sama dengan di Kayutangan. Untuk pembenahan gedung DKM diupayakan bisa dilakukan tahun ini.
“Sambil nanti menyatu, DKM nanti kita bongkar. Sehingga orang yang datang ke Kayutangan, bisa jalan ke DKM dan nanti DKM itu seperti panggung terbukanya,” ungkap Sutiaji. (ian/aim)
