.
Thursday, December 12, 2024

Hasil Sidak Ungkap Distribusi Tak Tepat Sasaran

LPG Melon Langka, Pencurian Marak

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Kelangkaan LPG 3 Kg di Kota Malang betul-betul meresahkan. Setelah dibikin pusing mencari untuk masak, kini dibayangi kasus pencurian LPG 3 Kg yang mendadak marak.

Aksi pencurian tabung LPG 3 Kg  terjadi di kawasan Jalan Jombang RW 03 Kelurahan Gadingkasri Kecamatan Klojen Kota Malang. Kasusnya terjadi dalam rentang waktu yang berjarak singkat.

Ada lima rumah kecolongan tabung gas LPG 3 Kg. Rata-rata pelaku menggasak tabung gas melon pribadi milik warga yang sedang tertancap regulator ke kompor di dapur. Terbaru terjadi Jumat (9/6) kemarin.

Ketua RT 03 RW 03 Gadingkasri Ismail mengatakan ada tiga rumah warga yang kecolongan tabung gas LPG 3 Kg. Satu rumah dua kali menjadi sasaran pelaku.

“Salah satunya tabung gas saya juga diambil. Terakhir  Jumat pukul 10.00 WIB juga ada tabung gas LPG 3 Kg di rumah warga hilang,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua RW 03 Gadingkasri Ahmad Muam mengatakan, laporan yang dia terima dari warga, dalam rentang tanggal 29 Mei hingga 9 Juni, ada lima rumah yang  kecolongan LPG 3 Kg dalam posisi tertancap di rumah warga. Masing-masing rumah berada di RT  03, RT 06, dan RT 08.

Muam menjelaskan  hilangnya tabung gas melon milik warga kerap terjadi pada pagi hingga siang hari. Rata-rata pelaku mencuri tabung gas dalam kondisi menancap dengan regulator ke kompor. Muam telah berkoordinasi dengan Polisi RW untuk melakukan pencegahan. Muam melanjutkan pelaku diduga seorang perempuan. Sering menggunakan masker. Beberapa warga pernah melihat membawa tabung gas LPG.. Namun, warga sekitar mengira orang tersebut baru selesai membeli tabung gas LPG. 

 Ditanya soal hubungan langkanya LPG 3 Kg  dengan aksi pencurian, Muam belum menerima informasi tersebut. “Saya belum menerima informasi, apakah pencurian ini ada hubungannya dengan dampak langkanya LPG 3 Kg,” kata dia.

Di sisi lainPemkot Malang masih keukeuh menyebut tidak ada situasi kelangkaan LPG 3 Kg atau LPG melon di Kota Malang. Padahal kondisinya masih terasa, khususnya  warga di perkampungan.

Pasalnya kondisi distribusi dan alokasi dari sumber distribusi yakni Pertamina Malang dikatakan lancar. Ini dibuktikan dari hasil pemantauan lapangan atau inspeksi mendadak (sidak), Jumat (9/6) kemarin.

Sidak dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang bersama Pertamina Rayon Malang Raya. Beberapa pangkalan gas LPG yang dikunjungi  di antaranya pangkalan gas di kawasan Mergan hingga kawasan Kasin dan beberapa usaha kuliner di kawasan Jalan Bendungan Sutami.

Ini dijelaskan Kabag Perekonomian, Infrastruktur dan SDA (Kabag Pisda) Kota Malang yang juga sekretariat TPID, Eny Handayani.

Diketahui dari hasil pemantauan, distribusi gas dari Pertamina ke Pangkalan Gas berjalan normal sesuai alokasi. Meski begitu, pihaknya tetap mencari alasan kondisi tidak normal stok LPG melon tersebut. Karena dari pemantauan kemarin, terdapat pengguna LPG 3 Kg yang tidak sesuai peruntukan.

“Kami sudah melihat di dua pangkalan, di daerah Kasin dan Mergan. Salah satunya  Pangkalan Restu Jaya, dan kedua adalah pangkalan Pak Bambang. Dua-duanya terpantau cukup aman, tidak ada kelangkaan LPG 3 Kg,” papar Eny kemarin.

Ia melanjutkan, dilihat secara pasokan ketersedian LPG melon masih cukup. Karena dari masing-masing pangkalan masih normal mendapatkan pasokan dari pertamina dalam dua sampai tiga hari selalu 100 pcs atau tabung.

Atas kelangkaan yang terjadi beberapa waktu ini, Eny menduga adanya penjualan LPG 3 Kg yang tidak tepat sasaran. Perlu diketahui LPG 3 Kg adalah LPG bersubsidi, yang seharusnya tidak menjadi konsumsi warga mampu, terlebih pengelola usaha yang beromzet lebih dari Rp 1 juta.

Dalam sidak kemarin juga ditemukan beberapa usaha kuliner yang terpantau menggunakan LPG 3 Kg. Pihaknya bersama Pertamina langsung memberi imbauan untuk mengganti penggunaan gas bersubsidi tersebut. Juga diberi imbauan tegas langsung pada pangkalan pangkalan gas. Agar tidak menjual gas bersubsidi dengan tidak tepat sasaran.

“Karena sekarang terpantau di lapangan banyak  dijual tidak beraturan yang kita tidak tahu mereka sebetulnya memperjual belikan LPG 3 Kg kemana. Dan ini membuat ketersediaan berkurang, akhirnya masyarakat tidak ada kepercayaan pada HET yang sudah ditentukan,” tegas Eny.

Meski begitu kembali ia tegaskan, dari hasil pemantauan di lapangan disimpulkan tidak terjadi kelangkaan LPG 3 Kg. Eny mengimbau,  masyarakat tidak panic buying. Karena dikhawatirkan ketika viral langka, warga yang biasanya menyetok satu tabung gas jadi membeli tiga dan akhirnya panic buying, yang bisa mengakibatkan inflasi.

Sementara itu Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Malang Raya, Ahmad Ubaidillah Maksum menjelaskan akan mengambil tindakan khusus berkaitan dengan isu kelangkaan LPG 3 Kg. Yakni dengan menyisir kembali peredaran gas LPG 3 Kg dari pangkalan ke penjual eceran lainnya. Sekaligus memberikan sosialisasi peruntukan gas LPG subsidi tersebut.

“Jadi nanti kami dari Pertamina juga akan mencoba melakukan sosialisasi kembali dan juga mengimbau usaha makanan yang  tidak berskala mikro lagi, jadi sudah sekala kecil menengah ke atas yang mana omzetnya sudah sekitar Rp 1 juta ke atas. Kami imbau untuk tidak menggunakan LPG yang subsidi, jadi menggunakan yang non subsidi brightgas,” jelas Ubaid.

Dalam pemantuan kemarin, pihaknya langsung mengganti penggunaan LPG 3 Kg di salah satu lokasi usaha kuliner yang omzetnya lebih dari Rp 1 juta (usaha kuliner besar). Ubaid menyerahkan langsung Gas jenis Brightgass untuk mengganti penggunaan LPG Melon di usaha kuliner kawasan Jalan Bendungan Sutami.

“Jadi kami dibantu teman-teman Diskopindag untuk langsung melakukan penukaran di lokasi warung yang masih menggunakan LPG 3 Kg, jadi dua LPG 3 Kg bisa ditukarkan dengan satu tabung LPG brightgas ukuran 5,5 Kg. Nah itu nanti tinggal membeli refill isinya saja,” tegas Ubaid.

Ia menambahkan akan tetap melakukan koordinasi dengan Pemkot Malang dan Diskopindag untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) berkala. Termasuk akan melakukan pemantauan lokasi langsung secara rutin skala Malang Raya untuk mengunjungi beberapa warung, kafe, dan hotel dimungkinkan masih menggunakan LPG 3 Kg, untuk ditukarkan ke gas jenis Brightgas. (den/ica/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img