- Cari di Enam Toko Hasilnya Nihil
- Diduga Akibat Kebijakan Membeli Pakai KTP
MALANG POSCO MEDIA – Stok LPG 3 kg mulai sulit dicari. Ini terjadi sejak beberapa hari lalu. Paling terasa Rabu (7/6) kemarin di Kota Malang dan Kota Batu mulai sulit mencari LPG melon itu.
Salah satunya dialami Lutfia, warga kawasan Kendalsari Kota Malang. Ia harus mencari ke enam toko dan menemukan stok LPG 3 Kg kosong.
“Padahal biasanya di warung-warung dekat sini ada kan, tapi ini ndak ada semua. Sampai harus google agen lain dan tetap kosong katanya,” keluh Lutfia.
Kondisi yang sama tidak hanya dirasakan warga, juga dirasakan penyedia jasa antar LPG, Jumali. Ia yang biasanya menjual LPG 3Kg berkeliling menyasar sulit mencari stok LPG 3 kg sejak sepekan ini.
Bahkan mulai minggu lalu, agen-agen gas LPG tempat ia biasa membeli gas untuk dijual kembali melakukan kebijakan pembatasan pembelian gas LPG 3 Kg.
“Biasanya bisa ambil 15 tabung gas, tapi sejak seminggu lalu dibatasi hanya boleh ambil empat tabung saja. Ndak tahu kenapa kok langka gini,” papar Jumali.
Terkait hal ini, Pemkot Malang belum melakukan peninjauan langsung ke lapangan. Informasi mengenai kelangkaan LPG 3 Kg ini masih terpantau secara informal. Meski begitu dalam waktu beberapa hari kedepan akan dilakukan pemantauan langsung.
Ini ditegaskan Kepala Bagian Perekonomian, Infrastruktur dan Sumber Daya Alam (Kabag Pisda) Kota Malang Ir Eny Handayani saat dikinformasi.
“Kita sudah amat tapi masih secara informal. Kemungkinan ada kendala di distribusi pusat, tapi kami segera koordinasi dengan Pertamina untuk jelasnya, Nanti kami cek langsung ke lapangan minggu ini,” kata Eni.
Warga di Kota Batu juga senasib. “Beberapa hari ini memang PKL di Alun-Alun kesulitan cari gas 3 Kg. Meski kesulitan, pedagang masih bisa mendapatkan dengan mencari ke toko-toko yang lokasinya agak jauh,” kata Ketua PKL Alun-alun Kota Batu Puspita Herdysari.
Terkait pembelian dengan menunjukkan KTP, dijelaskan Pipit sapaan akrabnya memang sudah diterapkan di beberapa titik. Hal itu dikarenakan agar toko yang menjual LPG 3 Kg hanya melayani warga di wilayahnya saja.
“Kami beli harus pakai KTP. Mungkin karena stok terbatas, sehingga melayani warga terdekat saja,” bebernya.
Dengan permasalahan tersebut pihaknya berharap ada upaya pemerintah daerah sehingga LPG 3 Kg mudah didapat. Terutama bagi pedagang atau bagi yang berhak mendapatkan LPG subsidi tersebut.
Sementara itu Anis Juniarto pemilik pangkalan LPG 3 Kg di Jalan Melati Sawahan Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu mengatakan di tempatnya untuk stok LPG 3 Kg tidak pernah telat.
“Kalau di tempat saya stok tiap hari aman. Mungkin karena saya menerapkan aturan baru dari Pertamina agar pembeli wajib menunjukkan KTP. Serta dilakukan pendataan,” ungkapnya.
Ia menerangkan pembeli yang telah berlangganan di tempatnya harus menunjukkan KTP. Baik per orangan ataupun toko yang biasa berlangganan ke tempatnya.
“Di tempat saya tidak pernah kurang. Karena saya sudah data langganan saya. Jadi sehari saya dapat 200 atau 400 ya pasti habis sejumlah itu,” paparnya.
Menurutnya ketika di tempat atau daerah lain kesulitan LPG dimungkinkan karena oknum. Baik dari oknum pembeli atau oknum toko yang sengaja menimbun.
“Mungkin karena sekarang pakai KTP ada oknum yang beli banyak atau nebas sebelumnya. Sehingga membuat barang yang beredar saat ini sulit didapatkan dan dampaknya pembelinya harus beli ke toko yang ada di daerah lain,” kata Anis.
Diungkap Anis memang saat ini banyak pembeli dengan status ekonomi kelas atas masih membeli LPG 3 Kg. Padahal diketahui bahwa LPG 3 Kg diperuntukkan oleh warga kurang mampu atau bersubsidi.
Berbeda dengan di Kabupaten Malang. Rata-rata, agen di Kabupaten Malang masih menyediakan gas ukuran 3 Kg meski tak selalu dalam kondisi banyak. Sejumlah pelaku usaha ditemui Malang Posco Media tidak merasakan kendala mendapatkan stok hingga kelangkaan.
Riyan Riski salah satunya, karyawan yang sehari-hari bekerja di dua tempat usaha warung makan itu mengaku stok LPG masih tersedia. Terutama pada agen atau toko langganan di dekat tempat kerjanya Desa Mulyoagung, Dau.
Ia juga tidak mendapati stok kosong di beberapa warung penyedia sembako bahan makanan. Seperti di Desa Landungsari Dau tak jauh dari Mulyoagung, masih sering melihat stok tersegel dipajang di toko-toko. (ica/eri/tyo/van)