MALANG POSCO MEDIA- MALANG- Kini Kota Malang memiliki teknologi canggih yang bisa membuat petani urban lebih mudah menjaga prosws tanam hingga panen produk pertanian. Khususnya produk sayur mayur. Melalui sistem Interney of Things (IoT) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mengembangkan aplikasi Smart Irigasi.
Sistem ini memungkinkan petani menyiram tanaman secara rutin dan terjadwal tanpa harus datang ke kebun secara fisik. Tinggal satu dua klik di aplikasi, tanaman akan tersiram dengan baik dan menyeluruh dengan sendirinya. Penerapan Teknologi Smart Irigasi IoT ini diluncurkan tadi pagi, Rabu (13/9) di Kelompok Tani Mak Cemput (Mak-Mak Cempaka Putih) Perum Cempaka Putih RW 05 Kelurahan Arjowinangun Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji yang hadir meresmikan mengungkapkan kebanggaannya atas pengembangan teknologi pertanian tersebut. Ia pun mencoba sendiri penerapan aplikasi tersebut di kebun atau area Urban Farming Di Perum Cempaka Putih itu tadi.
“Luar biasa ya teknologinya. Tadi juga bisa pakai aktivasi suara (sensor suara) saja. Bilang nyalakan air di kebun utama di handphone yang terpasang aplikasi bisa langsung nyala. Jadi ini kalau kita lagi diluar kota pun bisa nyiram,” papar Widayati.
Ia mengatakan bahwa penerapan teknologi IoT ini perlu dikembangkan dan diterapkan di berbagai titik lainnya di Kota Malang. Jika bisa, diterapkan di seluruh wilayah RW hingga RT yang ada di Kota Malang. Terlebih pada kampung kampung yang memiliki area urban farming.
Tidak hanya sistem pengairannya saja yang bisa dikontrol melalui aplikasi, sistem pencahayaan atau lightning di kebun pun juga bisa diatur via aplikasi tersebut. Mematikan dan menyalakan lampu bisa secara otomatis diatur lewat aplikasi tersebut.
“Jadi bisa kontrol penggunaan air jadi efektif lalu daya listrik juga bisa dimaksimalkan. Inilah yang namanya Smart Farming. Harapannya di semua RW bisa gunakan ini kedepannya,” pungkas Widayati.
Menambahkan, Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan menjelaskan penerapan Smart Irigasi di Poktan Mak Cemput ini sudah mulai diujicobakan sejak sebulan lalu. Awalnya dilakukan sederhana sampai kemudian bisa dikontrol menggunakan aplikasi. Hal ini diakui bisa sangat membantu sistem pertanian urban warga.
“Karena sistem ini bekerja berbasis aplikasi. Bisa gunakan android, maka akan mudah mengatur jadwal penyiraman. Ibu ibu yang biasanya jaga piket untuk siram bisa melakukannya dari rumah saja. Kedepan akan kita kembangkan lagi lebih baik. Bisa nanti terintegerasi dengan pertanian perikanan dan peternakan juga,” jelas Slamet.
Ia menjelaskan pula di sisa Tahun 2023 ini, penerapan Smart Irigasi akan dilakukan di total 7 lokasi urban farming di Kota Malang. Dengan dimulai dari Poktan Mak Cemput ini, 6 lokasi poktan lainnya juga akan dipasangi teknologi tersebut.
Turut menambahkan Kabid Pertanian Dispangtan Kota Malang Kenprabandari Aprilia mengatakan pengembangan teknologi ini akan pula ditingkatkan dengan basis data digital. Yakni terintregasi secara data dengan data hasil hasil produk pertanian yang ada di Kota Malang. Yang kedepan akan dikerjasamakan pula dengan Diskominfo Kota Malang untuk memperbesar basis data digital hasil pertanian di Kota Malang.
“Nanti bisa dilihat hasil panen bulan ini apa saja. Dimana saja. Lalu bisa beli dimana. Ini konsep yang kita bangun sebagau Agriculture Farm. Mindset petani pun sedikit demi sedikit bisa berubah, warga lain juga bisa didorong mengetahui bahwa bertani itu menyenangkan,” pungkas Niken sapannya. (ica/jon)