MALANG POSCO MEDIA, MALANG- MA Almaarif kembali meraih penghargaan sebagai Sekolah Aktif Literasi Nasional 2025. Kegiatan yang digelar oleh Ikatan Guru Inovator Penggerak Literasi Nasional (IGINOS) salah satunya adalah pemberian Award bagi sekolah maupun madrasah yang aktif melakukan kegiatan literasi.
Perolehan Award tersebut dikarenakan MA Almaarif menjadi sekolah yang mengirimkan buku karya siswa terbanyak. Kali ini MA Almaarif mengirim 100 buku karya siswa baik buku Solo maupun berupa antologi.
Rata-rata sekolah atau guru mengirim 5-10 buku karya siswa atau guru. Selain penilaian dalam bentuk karya siswa dan guru. Pemberian award tersebut diawali dengan mengirim portofolio kegiatan literasi di sekolah masing-masing.
“MA Almaarif bukan hanya mampu melahirkan karya-karya siswa. Bentuk kegiatan literasi lainnya muncul dalam bentuk komunitas-komunitas baca tulis. Yang pada akhirnya diterbitkan buku karya siswa,” ujar Himmah Mufidah, M.Pd, Ketua literasi Milenial Madrasah (Llinimasa), Senin (17/2).
Himma yang juga menerima Award Pelopor Literasi 2025 ini menjelaskan bentuk kegiatan literasi lainnya di MA Almaarif Singosari, seperti kegiatan kepenulisan berupa komunitas Himpunan Siswa Penulis HSP. Kegiatan berpikir kritis berupa grup Karya Ilmiah Remaja MA (KirMa).
Ada juga kegiatan siswa berupa relawan pustaka. Mereka adalah siswa siswi yang dilibatkan dalam pengelolaan perpustakaan madrasah. Di dalamnya ada komunitas perkusi (Perkumpulan Pecinta Buku dan diskusi).
“Penghargaan ini diharapkan menjadi motivasi siswa, guru dan civitas akademika dalam merawat dan meningkatkan kegiatan literasi madrasah,” ujar guru Bahasa Indonesia MA Almaarif ini.
Raihan prestasi ini juga diapresiasi oleh Guru Besar UM, Prof. Djoko Sariyono. Ia menyampaikan bahwa, literasi harus menjadi solusi bangsa, khususnya dibidang pendidikan.
Menurutnya, komunitas-komunitas literasi harus dirapikan agar tidak salah persepsi dalam memaknai gerakan literasi yang tidak tepat. Sehingga kegiatan literasi tidak sebatas baca tulis. Melainkan kegiatan berpikir kritis bisa dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran mendalam (Deep Learning).
“Guru-guru sebagai pelopor dan penggerak literasi harus mampu menjadi nahkoda dalam kegiatan literasi,” ujarnya saat menjadi Juri dalam kegiatan Workshop dan Anugerah Literasi Nasional 2025, Minggu, (16/2) kemarin. (hud/udi)