MALANG POSCO MEDIA – Universitas Ma Chung memiliki rektor baru. Dia adalah Dr Ir Stefanus Yufra M Taneo. Jufra dilantik, Kamis (6/7) hari ini. Ia bukan orang baru di lingkungan Ma Chung. Hampir empat periode menjabat wakil rektor.
Yaitu Wakil Rektor 1 sejak 2007 sampai 2015. Wakil Rektor 2 mulai 2015 sampai 2023. Mulai hari ini hingga satu periode kedepan Jufra akan menjadi Rektor Universitas Ma Chung periode 2023-2027.
Melalui pemikiran dan karya-karya hebatnya, Ma Chung optimis akan mencapai kemajuan yang pesat. Itu tidak lain karena pengalaman serta wawasannya yang luas. Termasuk jejaring dengan berbagai mitra baik instansi pemerintah atau swasta.
Yufra juga pernah menjabat di bidang Penjaminan Mutu. Bahkan jabatan itu diemban di awal-awal berdirinya Universitas Ma Chung tahun 2007 lalu.
“Saya masuk Ma Chung 1 Juli 2007, seminggu kampus ini diresmikan,” katanya saat ditemui Malang Posco Media, Rabu (5/7) kemarin.
Dia mengungkapkan, ada dua tugas besar untuk membesarkan Universitas Ma Chung. Yaitu menjadikan kampus ini unggul dan menjadi pilihan utama masyarakat.
Unggul dalam artian sesuai dengan kriteria Kemendikbud Ristek, yakni Terakreditasi Unggul. Namun, kata Yufra, sebelum unggul secara institusi, harus lebih dulu unggul di tingkat program studi (prodi). Minimal 50 persen dari jumlah keseluruhan prodi yang ada.
“Untuk mencapai Akreditasi Unggul Institusi, harus dimulai dari program studi yang unggul. Inilah target empat tahun kedepan. Setidaknya dari 10 prodi yang ada, lima prodi sudah meraih Akreditasi Unggul,” katanya.
Pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menambahkan, kualitas perguruan tinggi juga tergantung pada program penjaminan mutu. Menurutnya, penjaminan mutu harus menjamin mutu yang konsisten dari waktu ke waktu. “Harus continuous improvement. Meningkat secara kontinu,” tegasnya.
Parameter kemajuan perguruan tinggi salah satunya diukur dari daya saingnya. Mutu adalah poin yang utama. Dari segala bidang. Kurikulum, Sumber Daya Manusia, riset dan sebagainya.
Dengan daya saing itu, kata Yufra, Ma Chung akan mampu menjadi pemenang secara konsisten. “Kemenangan itu harus kita capai secara konsisten. Tidak bisa menang hari ini saja. Tetapi terus berlanjut dari waktu ke waktu,” tuturnya.
Menjadi rektor bukan tugas mudah. Apalagi di era teknologi informasi. Persaingan semakin ketat. Power Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus kuat. Bahkan tidak sekadar kuat. Tapi super power.
Universitas Ma Chung harus mampu mengikuti kemajuan tersebut. Harus adaptif terhadap perubahan dan selalu di depan dalam persaingan.
“Tidak boleh kita berdiam di tempat. Apalagi mundur. Kalau hanya diam, sementara saingan kita maju maka kita pun tertinggal. Itu artinya kita mundur,” terangnya.
Alumni Universitas Gadjah Mada ini menambahkan, selain kualitas secara akademik, masyarakat juga menilai dari sisi soft skill. Karena peningkatan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan integritas. Itu artinya soft skill. Atau karakter. Dan itu menjadi perhatian lembaga pendidikan. Termasuk Universitas Ma Chung.
Integritas atau kejujuran artinya adanya korelasi dan konsistensi antara ungkapan dengan perilaku. Termasuk ketekunan dan kepatuhan terhadap aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Karena banyak orang pintar yang justru melanggar asas integritas dan norma hukum. Maka itu menjadi perhatian serius kami,” imbuhnya.
Program peningkatan karakter di Kampus Ma Chung juga semakin dikuatkan. Orientasi kampus ini tidak sekadar menghasilkan lulusan yang pintar. Tetapi juga memiliki keterampilan abad 21.
Mampu berkolaborasi, terampil, komunikatif, serta kritis terhadap kondisi lingkungan. Mahasiswa harus memiliki karakter tersebut. Terlebih di era teknologi global. Tidak bisa maju sendiri. Butuh kolaborasi dan komunikasi yang bagus.
“Pintar tapi tidak bisa bekerja sama, pintar tapi maunya menang sendiri. Bukan itu yang kami inginkan. Tetapi lulusan kompeten dan berintegritas,” ungkapnya.
Dr Ir. Stefanus Yufra M. Taneo mulai bergelut di dunia pendidikan sejak tahun 1988. Dia memulai karirnya sebagai dosen saat itu di Unika Widya Karya Fakultas Pertanian.
Tahun 1989 melanjutkan studi S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Lulus Tahun 1992 dan melanjutkan tugasnya sebagai dosen. Tahun 2000 Yufra sempat studi S2 lagi di Belanda dan Inggris. Selesai tiga tahun.
Lalu tahun 2003 diangkat menjadi Wakil Rektor 1 di Unika Widya Karya Malang sampai tahun 2007. Jenjang S3 diselesaikannya di Ilmu Manajemen Universitas Brawijaya. Bergabung dengan Universitas Ma Chung pada 1 Juli Tahun 2007. (imm/van)