spot_img
Monday, July 28, 2025
spot_img

Macet Banyuwangi Berdampak di Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Bus Terhenti Belasan Jam, Paket Terancam Terlambat, Travel Alihkan Rute

MALANG POSCO MEDIA– Kemacetan parah arus lalin di jalur Ketapang dan sekitarnya hingga penyeberangan ke Bali berdampak di Malang. Perjalanan bus penumpang hingga pengiriman barang dari Malang terganggu.(baca grafis)

Para sopir bus mengalami cerita pahit dikenang. Terutama saat terkena macet hingga sampai 13 jam lamanya.

Sopir bus 27 Trans Hezel Pasha Ramadani mengaku  sampai sempat diprotes para penumpangnya karena terlalu lama menunggu di dalam bus. Karena tidak betah, sejumlah penumpang akhirnya turun dari bus. Ada yang melanjutkan perjalanan dengan transportasi lain, ada juga yang turun dari bus untuk Buang Air Besar (BAB)

“Kena macetnya setelah Alas Baluran, di Wongsorejo. Ada penumpang sampai turun, ngojek ke Pelabuhan Ketapang. Terus ada empat atau lima orang yang turun, jalan kaki ke SPBU untuk BAB. Kalau 27 Trans kan untuk Buang Air Kecil aman, bisa di bus. Alhamdulillah tidak terlalu jauh untuk ke SPBU,” kenang Hezel, ditemui di Terminal Arjosari, Minggu (27/7) kemarin.

Tidak berhenti di situ, dampak lumpuh total menuju Pelabuhan Ketapang itu masih terasa sampai saat ini. Sebab, Hezel menyebut banyak penumpang yang membatalkan perjalanan menggunakan bus.

“Kemarin ada dua bus yang tidak jadi berangkat, dari empat bus (yang ada). Ngefek banget. Hari ini (kemarin) hanya ada satu saja yang jalan. Banyak yang milih transportasi pesawat, karena macetnya parah banget,” sebut dia.

Tidak jauh berbeda dengan Hezel, sopir bus Juragan 99, Adib juga terkena macet sampai 12 jam lamanya. Sedikit lebih beruntung, bus yang dikendarai Adib sudah masuk perkotaan yang relatif tidak terlalu jauh dengan fasilitas toilet dan makan. Meski begitu, penumpang juga tetap merasakan kelelahan karena macet total berjam-jam.

“Berhenti totalnya enam jam, selebihnya maju dikit berhenti lagi, begitu terus sampai 12 jam. Syukurnya toilet dan warung itu tidak jauh. Alhamdulillah penumpang juga pengertian,” tambahnya.

Sejauh informasi yang Adib dapatkan, kejadian lumpuh total ini dirasakannya mulai muncul sejak adanya kapal tenggelam beberapa waktu lalu. Akhirnya kapal-kapal yang tidak laik beroperasi tidak diperbolehkan berlayar dan kapal lainnya dibatasi jumlah kendaraan yang bisa diangkut.

“Misalnya biasanya satu kapal bisa muat sembilan truk, dibatasi hanya dua truk. Otomatis banyak kendaraan yang menunggu. Selain itu ada truk truk yang sengaja parkirnya itu dibuat menutupi akses. Intinya mereka demo,” ceritanya.   

Selain itu kiriman paket juga ikut terdampak. Ratusan paket barang dari Pulau Jawa menuju Bali pun juga terancam terlambat tiba di tempat tujuan akibat kondisi tersebut. Ini diakui salah satu perusahaan jasa pengiriman barang, JNE.

Widi, Bagian Humas JNE Region Malang mengatakan pihaknya sudah mengetahui kondisi tersebut. Ia menyebut ada ratusan paket yang terancam terlambat tiba sampai tujuan, meskipun jumlah baramg paket belum diketahui pasti. JNE, meski begitu sudah memiliki opsi alternatif yang bisa dilakukan jika ada kejadian seperti itu.

“Untuk jumlah barang paket  kami harus konfirmasi ke gateway dan masih belum bisa beri statement jumlah kiriman ke Bali. Karena destinasi tujuannya ada banyak di beberapa destinasinya,” papar Widi.

Meski begitu dijelaskan Widi, pihaknya tetap mengusahakan pengiriman. Jika memang kendala kedatangan tidak bisa dihindarkan maka JNE  akan menginformasikan ke customer mengenai kemungkinan keterlambatan kiriman dan setelah masuk ke Bali akan menjadi prioritas pengiriman.

Ditegaskannya lagi JNE tetap mengupayakan opsi tercepat untuk pengiriman. Maka tidak semua barang mengandalkan jalur ini. Yang memungkinkan dialihkan akan dialihkan jalur pengirimannya. Widi menjelaskan bahwa JNE bisa mengalihkan opsi pengiriman melalui jalur udara. Sementara untuk kompensasi, setiap kiriman JNE Service YES ada opsi “money back guarantee”,  jika barang datang terlambat dan akan diprioritaskan melalui jalur udara.

“Tapi ini dari informasi tim di Bali, tidak semua jalur lumpuh. Jadi masih ada jalur alternatif juga yang tripnya sesuai dari origin,” kata Widi.  

Pemilik mobil travel yang biasa melayani rute Malang menuju Banyuwangi atau sebaliknya juga terdampak.

Selain macet panjang, beberapa sopir agen travel meminta bayaran sekali berangkat dan pulang ditambah. Bila biasanya mereka digaji Rp 250 ribu sekali berangkat, kini mereka minta naik hingga Rp 400 ribu di luar biaya makan.

“Kami memang menyadari kalau para driver minta tambah karena jarak yang ditempuh semakin panjang dan masih terkena macet,” ucap Qiqi, pemilik K&K Travel.

Ia mengaku tidak bisa seketika menolak penumpang yang menuju Banyuwangi dari Malang, seminggu lalu.

“Waktu itu, kami pikir kemacetan tidak parah. Ternyata sampai Minggu (27/7) ini, malah tidak karuan. Belum biaya solar yang harus ditambah paling tidak 50 persen dari biasanya. Sekarang bisa lebih. Mungkin bisa mencapai sekitar 70 persen,” kata  pria berusia 38 tahun itu.

Dia mengatakan, pengoperasian mobil – mobil Isuzu Elf dan Toyota Hiace yang digunakan melayani rute Banyuwangi dari Malang, terpaksa melewati jalur Utara via Probolinggo-Situbondo. “Tapi mau masuk Banyuwangi, juga terkena macet parah. Memutar jauh pun masih kena macet,” keluhnya.

Sementara itu, pengelola travel Asha, M. Andik mengakui hal yang sama. “Sama. Keluhan kami sama dengan travel lain yang juga melayani rute Banyuwangi Malang PP. Kalau dipaksa jalan, sopir minta naik gaji, BBM juga tambah,” ujar dia melalui pesan WhatsApp.

Kepada Malang Posco Media, warga Jalan Terusan Sulfat Malang ini   akhirnya memilih mengalihkan armadanya untuk melayani rute lain agar tetap bisa beroperasional. “Ya, akan kami alihkan ke rute Trenggalek dan Solo,” ungkapnya.

Dia menegaskan, untuk sementara akan meniadakan rute Banyuwang Malang PP, agar tidak mengalami rugi besar. “Artinya, kalau dipaksa ke rute itu, tetap rugi meskipun penumpang tak masalah tarifnya naik. Kalau rute dialihkan, mobil masih bisa jalan, sopir juga enak,” tegasnya. (ian/ica/mar/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img