MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Sempat terhalang pandemi dan ditunda satu tahun. Akhirnya Malang Film Festival (Mafi Fest) 2022 diadakan kembali pada Senin (7/3) kemarin, hingga Kamis (10/3) mendatang. Dan kali ini Mafi Fest memiliki program yang berbeda dari tahun-tahun sebelumya.
Direktur Malang Film Festival 2022 Alif Imanullah menjelaskan, pada festival kali ini lebih mengedepankan program khas malangan. Seperti film dokumenter untuk pelajar. Hal ini dilakukan sebagai wujud apresiasi karya nusantara.
“Dari 335 film yang dikirimkan terdapat 18 film yang lolos kurasi. Karyanya ada yang berupa film fiksi pendek dan dokumenter pendek. Para pesertanya berasal dari pelajar dan mahasiswa,” ujar Alif.
Programer Malang Film Festival 2022 Mujadit Izul Fikri juga menambahkan, di tahun ini Malang Film Festival mengusung tema “Renor”. Kata ini diambil dari bahasa sanskerta yang berarti pejuang yang kuat. Tema ini direpresentasikan untuk para pegiat film.
“Sebagai pegiat film yang harus tetap berkarya di tengah pandemi ini sangat lah sulit. Sehingga kami mengusung tema ini untuk lebih membakar semangat pegiat film dalam berkarya. Selama empat hari kedepan kami juga memiliki program,” katanya kepada Malang Posco Media.
Beberapa program unggulannya antara lain kompetisi. Program ini diperuntukan pelajar dan mahasiswa. Adanya program ini untuk menunjang keberlangsungan Malang Film Festival.
“Selain itu kami juga memiliki program kompetisi diskusi komunitas. Bertujuan untuk membantu pendistribusian film. Ada juga diskusi umum dari para penggiat film,” tambahnya.
Tak hanya itu sebagai gebrakan baru, Malang Film Festival yang ke 17 ini juga mengangkat isu diskusi mengenai penggunaan film sebagai media terapi.
Narasumbernya langsung oleh psikolog dan akademisi film. Serta ditambah lagi dengan kelas kritik. “Kelas kritik kami adakan sebgai upaya apresiasi dalam karya tulis yang dapat dipertanggungjawabkan. Akan dimulai pada Senin (7/3). Kelasnya juga akan diadakan secara online,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu salah satu Kurator Malang Film Festival 2022 Ahmad Suthan juga menambahkan, terdapat beberapa kriteria penilaian film pada tahun ini. Antara lain dilihat dari segi sinematografi, cara bertutur, isu yang diangkat dan relevansinya ke zaman sekarang.
Dari Indonesia barat sampai timur terdapat 70 film dokumenter. “Filmnya lebih mengangkat isu yang saat ini terjadi. Bahkan ada yang mengangkat tentang thrift shop. Ada yang dari Sumba mengangkat pergantian politik dari kerajaan ke demokrasi,” tutupnya.(nit/imm)