MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Mahasiswa peserta Asistensi Mengajar Internasional (AMI) Malaysia asal Universitas Negeri Malang (UM) berbagi ilmu di sekolah penempatan Al-Banna dan Maahad SAS Ad-Dini Jengka. Mereka mengikuti community service yang diselenggarakan oleh UiTM Pahang, Malaysia, akhir pekan lalu. Temanya Bengkel Pembinaan Games Interaktif: Bermain & Belajar (Pelajar Antarbangsa).
Kegiatan ini merupakan Workshop Aplikasi Buildbox. Digelar pada Sabtu (20/07) bertempat di Gedung Al-Farabi UiTM Pahang Malaysia. Bertujuan untuk memberi pemahaman seputar penggunaan buildbox serta praktek secara langsung penggunaan buildbox dalam pembelajaran.
“Hal ini dimaksudkan guna turut mewujudkan pendidikan yang berkualitas sesuai misi SDGs 4, Quality Education. Workshop ini menjadi salah satu kiat guna mewujudkan pendidikan berkualitas yang dilakukan melalui pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran,” ujar Koordinator Prasiswazah, Prof. Madya Norhapizah.
Artinya, kata dia, pembelajaran mampu diselaraskan dengan teknologi yang ada guna membawa kemudahan serta akses yang lebih luas bagi siswa dan pengajar di dunia pendidikan. Menurutnya, ada empat perkara yang harus dikuasai mahasiswa untuk menjadi guru pengajar. Yakni, kemahiran kewarganegaraan global, kemahiran teknologi, kemahiran inovasi dan creativity, dan kemahiran interpersonal. “Mudah-mudahan ada manfaat dari program hari ini, mudah-mudahan kita akan dapat sama-sama menghasilkan pendidikan berkualiti seperti di dalam SDGs nomor 4, Quality Education,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, pengenalan aplikasi Buildbox disampaikan langsung oleh dosen Pengarah Program dari UiTM, Dr. Nurshahira Ibrahim. Dia mengawali pengenalan aplikasi Buildbox dengan permainan untuk membangun kreativitas serta semangat mahasiswa.
Selanjutnya pembangunan games menggunakan aplikasi Buildbox disampaikan oleh pemateri dari Universiti Malaya, Ahmad Zaki bin Mohamad Amin. Materi yang disampaikan terbagi dalam tiga sesi. Pertama menyampaikan mengenai gambaran seputar dan penggunaan aplikasi, selanjutnya melalui sesi kedua mahasiswa diajak mengunduh Buildbox dan mengoperasikannya.
Ketiga, mahasiswa juga diminta membentuk empat kelompok besar guna memperdalam pemahaman seputar aplikasi, membuat games, serta menerapkannya dalam pembelajaran. “Harapan kami kegiatan ini menyediakan ruang input yang sangat bermakna untuk diambil dan kemudian dibawa balik semula ke kampus masing-masing untuk dikongsi dengan para peserta didik,” pungkasnya. (imm/udi)
