MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kesalahpahaman sempat terjadi antara warga dan mahasiswa di lingkungan RT 03 RW 05 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pada, Jumat, (26/5) petang.
Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo membeberkan, peristiwa ini bermula pada, Jumat petang saat mahasiswa yang rumah kosnya di kawasan Jalan Joyo Suryo melakukan kegiatan yang menimbulkan suara bising. Para warga pun menegurnya, sebab waktu telah menjelang maghrib. Apalagi, rumah kos para mahasiswa hanya berjarak 50 meter dari masjid.
Warga menegur para mahasiswa agar tidak bergurau dengan suara yang kencang saat maghrib. Tapi, warga yang berusaha mengingatkan justru tidak diindahkan. “Dikasih tahu oleh warga, tapi tidak dihiraukan, akhirnya ngomong ke orang-orang kampung untuk kembali menegur,” beber Kapolsek.
Sayangnya, upaya warga untuk mengingatkan justru menyulut terjadinya kesalahpahaman sehingga menimbulkan ketegangan antara kedua belah pihak. Kasus tersebut kemudian ditangani oleh pihak kepolisian.
Kapolsek menuturkan, pihaknya telah menggali keterangan antara kedua belah pihak untuk mengungkap awal mula peristiwa tersebut. “Jadi kami sudah meminta keterangan kedua belah pihak, sudah saya compare, dari mahasiswa dan warga. Untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya bagaimana,” jelas Anton.
Ketegangan akhirnya dapat diredam setelah polisi datang ke lokasi dan berhasil memulihkan situasi menjadi kembali aman dan kondusif. Anton menyebut, upaya menjaga wilayah tersebut kondusif sudah dilakukan dengan memberikan pemahaman, baik kepada kelompok mahasiswa maupun warga setempat.
“Kami mengirimkan beberapa personel pengamanan termasuk Polisi RW, Bhabinkamtibmas serta Babinsa di dalamnya guna memberikan imbauan dan pemahaman kepada warga dan mahasiswa di lokasi. Tujuannya agar sama-sama bisa turut berkonstribusi dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif di Kota Malang,” tegasnya.
Polisi dengan pangkat tiga balok emas di pundak itu menambahkan, bahwa masing-masing pihak telah diberikan himbauan agar ke depannya kejadian tersebut tidak terulang kembali.
“Masing-masing pihak telah kami berikan penekanan agar sama-sama menahan diri supaya kejadian ini tidak terulang kembali dengan melibatkan para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh agama. Kami juga mengoptimalkan patroli dan penjagaan di wilayah tersebut,” pungkas Anton. (den/lim)