MALANG POSCO MEDIA, MALANG -Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si menekankan kepada para mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Kemendikbud Ristek Tahun 2022 untuk fokus pada tugas mereka. Tidak hanya menjalankan tugas seperti yang ditetapkan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMMDN). Tetapi mahasiswa juga harus menghasilkan luaran yang patut dibanggakan.
Misalnya membuat buku dari hasil laporan mereka selama tugas satu semester di kampus lain. Atau membuat karya berupa video dan karya-karya artikel yang layak di publish di media massa. “Agar program PMMDN ini benar-benar menjadi satu momentum yang bermanfaat untuk peningkatan kompetensi mahasiswa,” ucap Prof Maskuri kepada Malang Posco Media.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Unisma telah melaksanakan pelepasan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Kemendikbud Ristek Tahun 2022, Kamis (11/8) lalu. Dihadiri secara luring oleh para wakil rektor dan dekanat. Serta diikuti secara daring oleh perwakilan 27 Perguruan Tinggi Mitra Unisma.
Sebanyak 58 mahasiswa yang berasal dari tujuh Fakultas dan 12 Prodi ini siap melaksanakan tugas besar. Mereka akan belajar di kampus lain yang ada di luar Jawa. Tersebar dari Aceh hingga Indonesia Timur.
Dalam PMMDN ini mereka akan belajar banyak hal. Tidak hanya terkait dengan bidang studi, tetapi juga budaya dan kearifan lokal yang ada di daerah Perguruan Tinggi yang dituju.
Karena itu, Prof Maskuri menyampaikan beberapa pesan sebelum mereka berangkat. Dia mengimbau mahasiswa dapat memanfaatkan peluang emas ini sebaik-baiknya. “Tunjukkan sebagai mahasiswa Unisma anda punya semangat dan disiplin yang tinggi. Citra Unisma anda bawa,” katanya.
Pria yang juga Wakil Ketua Umum Forum Rektor Indonesia ini berharap mahasiswa Unisma tidak segan untuk menunjukkan performa terbaiknya. Termasuk menyampaikan gagasan strategis untuk kemajuan bersama. “Jangan sungkan mengekspresikan pemikiran kreatif anda. Semangat belajar di Unisma tetap dipertahankan,” imbuhnya.
Yang tidak kalah penting, lanjut Prof Maskuri, yakni untuk segera beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Selain itu tetap mempertahankan kebiasaan saling menghargai perbedaan, moderat, toleran, humanis dan dapat menempatkan sesuatu di tempatnya. “Ini merupakan program strategis dan prestisius. Tidak semua mahasiswa mendapat kesempatan ini. Selamat bagi anda yang terpilih dari 17 ribu mahasiswa Unisma,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor 1 Unisma Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D melaporkan, tahun ini terdapat 58 mahasiswa yang lulus program PMMDN. Para mahasiswa ini berasal dari tujuh fakultas dan 12 prodi.
Prof Junaidi menuturkan, untuk PMMDN terdapat dua jalur. Yakni Inbound dan Outbound. Jalur inbound adalah mahasiswa yang dari luar Unisma. Sedangkan outbound adalah mahasiswa Unisma yang belajar ke luar. “Tujuannya untuk meningkatkan wawasan kebangsaan mahasiswa. Sehingga saling mengenal dengan saudara sebangsa dan seTanah Air,” terangnya.
Selain itu, kata dia, mahasiswa PMMDN dapat merekognisi programnya sampai 20 SKS. Hal ini dibagi menjadi dua kategori. Yakni mata kuliah modul nusantara sebanyak 4 SKS dan 16 SKS sisanya sesuai dengan Standar Isi Kurikulum.
“Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus. Karena mereka memiliki hak belajar di luar prodinya bahkan luar kampusnya sendiri,” pungkasnya. (imm)