MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mahasiswa Prodi Teknik Mesin D3, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) membuka warung sedekah. Namanya Warung Sedekah Technopreneurship (WRST). Warung sedekah ini menjadi sudah beberapa kali dibuka untuk umum.
Biasanya dibuka di tempat-tempat strategis. Dan hanya buka selama sehari. Yang terbaru dibuka di area SPBU, Jalan Raya Tlogomas Dinoyo Kota Malang, beberapa waktu lalu. Dan rencananya akan dibuka lagi di waktu-waktu mendatang. Di WRST Teknik Mesin D3 pengunjung dimanjakan bisa makan sepuasnya dengan hanya membayar 2000 rupiah. Dengan jenis makanan yang beragam WRST tetap meminimalkan harga semata-mata untuk berbagi kepada sesama. Mengangkat tagline ‘Niat, Ikhlas, Sadar, Sabar, Syukur, Nikmat, Bersedekah’, WRST dibuka untuk semua golongan dengan tidak memandang jabatan, pekerjaan, agama, maupun daerah asal.
Kaprodi Teknik Mesin D3 ITN Malang, Dr. Aladin Eko Purkuncoro, ST., MT., mengatakan, Warung Sedekah Technopreneurship menjadi sarana mahasiswa semester 3 teknik mesin D3 dalam mempraktikkan mata kuliah technopreneurship secara langsung di lapangan. Mahasiswa yang turut ambil bagian sejumlah 25 orang.
“Untuk value added (penambahan nilai) mata kuliah di lapangan dengan menumbuh kembangkan jiwa wirausaha. Salah satunya lewat warung sedekah. Selain mahasiswa bisa membuat produk, mereka juga harus bisa menjualnya di masyarakat,” terang Aladin yang juga pengampu Mata Kuliah Technopreneurship.
Uniknya, kali ini mahasiswa tidak membuat makanan sendiri, namun mereka membeli sayur dan lauk di warung sekitar Jalan Raya Tlogomas. Sementara untuk nasi baru mereka memasak sendiri. Tujuan membeli sayur dan lauk agar tidak mematikan warung makan di sekitar SPBU Dinoyo. Pasalnya WRST akan menjual makanan dengan harga 2000 rupiah.
Pelanggan bisa mengambil nasi dan lauk sendiri sepuasnya, dan boleh menambah dengan syarat harus dimakan ditempat atau tidak dibawa pulang. Selama kegiatan WRST mahasiswa menghabiskan 20 liter beras untuk tiga kali masak.
“Harga 2000 ini untuk memberi kesempatan pelanggan untuk bersedekah, dan berbagi kepada orang lain. Alhamdulillah pelanggan sangat appreciate (menghargai). Pelanggan yang mampir ada mulai abang godek, ibu-ibu dan anak-anak, mahasiswa, para sopir, hingga bapak-bapak bermobil pribadi juga. Jadi memang tidak membeda-bedakan,” tuturnya.
Dari kegiatan inilah dosen pengampu mata kuliah akan menilai tiap mahasiswa. Menariknya semua mahasiswa kebagian memegang mix untuk melakukan promosi kepada pelanggan. Mereka secara langsung tidak hanya belajar berbicara, namun juga belajar promosi. Sehingga yang tadinya tidak bisa berbicara di depan umum akhirnya ikut berbicara melayani pelanggan.
“Sekaligus melatih bekerja secara teamwork, ini sangat penting. Kelak saat bekerja mahasiswa diharapkan bisa cepat beradaptasi. Selain akademik keterampilan non teknis juga penting. Seperti komunikasi, rasa tanggung jawab, rasa memiliki, dan kolaboratif,” terangnya. (imm)