Generasi mendatang akan ditentukan oleh kondisi anak-anak hari ini. Indonesia Emas 2045 bergantung dengan kondisi anak-anak yang sedang belajar saat ini. 10-15 tahun mendatang mereka akan menetukan kondisi peradaban bangsa, maka diperlukan persiapan yang matang terhadap generasi ini. Persiapan kesehatan, pendidikan, karakter sosial, dan prestasi anak-anak dalam dunia pendidikan. Pemenuhan Sumber Daya Manusia yang unggul tidak dapat hanya ditunggu, tetapi harus dipersiapkan dan difokuskan dalam program yang berkesinambungan. SDM yang unggul, biasanya identik dengan kesehatan dan pendidikan, ekonomi dan sosial. Pemenuhan gizi menjadi penting karena akan mendukung kondisi kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan yang optimal serta meningkatkan energi dan produktivitas.
Presiden Prabowo Subianto, dalam rapat terbatas 17 Januari 2025 bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan program Makan Bergizi Gratis menjadi langkah strategis dalam mendukung pembangunan SDM yang unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Program MBG
Program Makan Bergizi Gratris (MBG) merupakan program prioritas utama Presiden Prabowo Subianto yang diluncurkan sejak 6 Januari 2025. Program ini diproyeksikan serta diimplementasikan secara bertahap guna mencapai target 82 juta penerima manfaat. Termasuk siswa PAUD, SMP, MTS, SMA, MA, SMK, sampai ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya. Secara umum tujuan program MBG antara lain, untuk meningkatkan gizi masyarakat, menurunkan angka stunting dan kemiskinan, serta menggerakkan ekonomi masyarakat lokal dengan memberdayakan sumber daya dan pelaku usaha sekitar.
Dari beberapa ujicoba yang sudah dilaksanakan, terlihat sudah tercapai salah satu tujuannya. Yaitu dapat menggerakkan ekonomi masyarakat lokal, pembukaan lapangan pekerjaan dan peningkatan produksi bahan makanan. Di samping berharap tujuan utama dapat menurunkan angka stunting, kemiskinan, dan kebodohan menjadi penting untuk ditunggu.
Dari awal program ini dirancang hingga sampai saat ini sudah dilaksanakan selalu menghadirkan pro kontra di kalangan masyarakat. Utamanya selain dianggap pemborosan anggaran, juga menjadi catatan politik karena disampaikan dalam program saat menjelang pemilihan Presiden dan Wakil presiden, sehigga dicatat sebagai janji politik, oleh karena itu tidak sedikit para pengamat, elit politik berbeda pendapat.
Peningkatan Program Makan di Sekolah
Banyak hal positif jika kita mengacu kepada banyak temuan, referensi, pendapat ahli serta informasi pendidikan di negara-negara yang telah lebih dahulu melaksanakan program makan di sekolah. Misalnya kondisi kesehatan anak yang lebih baik karena ketersediaan pangan yang baik. Menurut data yang dikeluarkan oleh studi tahun 2023 di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics. Ditemukan banyak data bahwa anak-anak yang menerima makanan dan camilan di tempat yang telah disediakan oleh pusat penitipan anak memiliki peluang yang lebih tinggi untuk ketahanan pangan. Termasuk jaminan kesehatan yang lebih baik karena kualitas makanan, dan kontrol lebih mudah dipantau.
Ada beberapa manfaat dari pemberian makan dari pusat penyedia. Pertama, pemenuhan gizi yang seimbang. Memang tidak ada makanan yang tidak bergizi, karena setiap makanan pasti memiliki kadar gizi, misalnya karbohidrat, protein, vitamin dan yang lainnya. Jika penyedia telah memiliki sistem proses yang baik akan memungkinkan anak-anak tidak mengonsumsi makanan yang belum terjamin kadar gizinya, jika menerima makanan bukan dari tempat penyedia makanan atau penitipan anak.
Para peneliti juga melihat penurunan signifikan dalam jumlah skorsing di antara siswa tertentu. Menurut Wisnu Setadi Nugroho, dari UGM, meskipun program MBG masih menemui pro kontra terkait kebijakan dan anggaran, dampak positif dengan potensi meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perbaikan gizi dan kesehatan anak.
Sebagaimana beliau mengutip temuan data dari Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics 2023 melaporkan bahwa anak-anak yang menerima makanan gratis berpeluang lebih tinggi memiliki ketahanan pangan dan kesehatan yang lebih baik. Hal serupa dilaporkan Brookings Institution tahun 2021 yang menyatakan program makan berdampak pada peningkatan kinerja siswa di sekolah.
Menurut Wisnu, dalam jangka panjang, program ini juga dapat berdampak positif pada produktivitas tenaga kerja. Jika dalam konteks penanganan stunting, dampaknya masih perlu dikaji lebih lanjut. Pencegahan stunting harus dimulai sejak usia dini, yaitu sebelum usia lima tahun atau pada golden age of children.(https://ugm.ac.id)
Sementara itu temuan yang tidak kalah bagus adalah adanya peningkatan prestasi dengan peningkatan nilai ujian dari program pemenuhan makan bergizi. Merujuk pada Laporan dari Pusat Penelitian Kebijakan di Sekolah Maxwell memberikan penguatan bahwa makanan gratis universal memiliki efek positif pada nilai ujian bahasa Inggris dan Matematika semua siswa. Para peneliti juga tidak menemukan bukti bahwa makanan gratis universal menyebabkan peningkatan berat badan atau indeks massa tubuh siswa. Setiap program pasti ada tujuan jangka panjang, tetapi dalam pelaksanaannya selalu menemui tantangan dan hambatan, baik secara teknis maupun secara birokrasi. Kita tentu berharap program yang memerlukan anggaran sangat tinggi ini dapat betul-betul dimaksimalkan dengan baik. Tidak hanya menjadi program yang hanya untuk diskusi dan perdebatan, tetapi tidak menghasilkan sebuah temuan atau terobosan untuk generasi mendatang.(*)