.
Thursday, December 12, 2024

Makanan Ultraproses Berpotensi Picu Psoriasis

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA GROUP – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa makanan ultraproses, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan masalah jantung dan gangguan metabolisme, juga berpotensi memicu psoriasis.

Dikutip dari Medical Daily, Sabtu, psoriasis adalah gangguan autoimun yang memengaruhi kulit, menyebabkan bercak merah yang meradang, timbul, dan sering berkembang menjadi sisik keperakan. Biasanya muncul di kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bagian bawah.

Makanan ultraproses melibatkan penggunaan berbagai zat tambahan, garam, minyak, pengawet, serta bahan lainnya untuk meningkatkan masa simpan, penampilan, dan rasa makanan.

Contohnya termasuk makanan beku, daging olahan, minuman ringan, sereal manis, keripik kemasan, kue, pretzel, dan biskuit.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultraproses secara rutin meningkatkan risiko insomnia, penyakit jantung, kanker, hingga kematian dini.

Makanan jenis ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan penyakit radang usus.

Meski pemicu psoriasis yang umum dikenal meliputi stres, obat-obatan tertentu, cedera kulit, infeksi streptokokus, merokok, dan konsumsi alkohol, studi terbaru mengeksplorasi hubungan antara konsumsi makanan ultra-proses dengan insiden psoriasis.

Untuk membuktikan hubungan ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Emilie Sbidian, seorang dermatolog di Rumah Sakit Henri-Mondor, Créteil, Prancis, menganalisis data dari lebih dari 18.500 individu dalam basis data kesehatan. Dari jumlah tersebut, 1.825 orang memiliki psoriasis, dengan 802 kasus tergolong “aktif”.

Asupan makanan peserta, khususnya konsumsi makanan ultraproses, dicatat melalui kuesioner.

Analisis mengungkap temuan signifikan, di antara mereka dengan psoriasis aktif, 36 persen berada di sepertiga teratas konsumsi makanan ultra-proses harian dibandingkan individu yang tidak pernah mengalami psoriasis.

Hubungan ini tetap signifikan meskipun telah disesuaikan dengan faktor seperti usia, konsumsi alkohol, indeks massa tubuh, dan kondisi kesehatan lainnya.

“Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan ultraproses yang tinggi dan status psoriasis aktif,” simpul para peneliti.

Namun, peneliti mengingatkan bahwa temuan ini didasarkan pada studi observasional, yang hanya menunjukkan korelasi dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat antara konsumsi makanan ultraproses dan psoriasis.

“Diperlukan studi berskala besar untuk menyelidiki peran konsumsi makanan ultraproses dalam munculnya psoriasis,” tulis para peneliti.

Selain itu, populasi studi terdiri atas kelompok yang relatif lebih sehat dibandingkan populasi umum di Prancis, sehingga temuan ini mungkin tidak sepenuhnya mewakili.

Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah potensi kesalahan klasifikasi psoriasis, karena data didasarkan pada laporan mandiri peserta.(ntr/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img