spot_img
Saturday, May 4, 2024
spot_img

Maksimalkan Penggunaan QRIS di Pasar Rakyat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Di balik pesatnya perkembangan teknologi, masih cukup banyak masyarakat yang belum bisa menerapkan metode pembayaran elektronik atau cashless dengan sistem QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Khususnya kalangan pedagang tradisional yang ada di Kota Malang.  

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi tidak memungkiri masih banyak pedagang di pasar rakyat yang belum mampu atau memahami pembayaran transaksi secara elektronik. Namun pemerintah perlahan menerapkan hal ini agar literasi keuangan digital ini bisa ditingkatkan yang pada akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan pedagang.

“Itu kami perlu edukasi, karena QRIS itu kan tidak semua sudah bisa, artinya harus melihat pedagang pasar ini secara kemampuan berbeda-beda. Kalau mahasiswa atau anak muda bisa pakai QRIS tapi bagaimana dengan pedagang tradisional, kalau merubah perilaku perlu waktu. Ini memang hambatan di Diskopindag, salah satunya itu,” jelas Eko kepada Malang Posco Media, Rabu (8/11) kemarin.

Pihaknya pun tidak tergesa menerapkan opsi pembayaran ini untuk ke semua pasar, meski permintaan opsi pembayaran itu cukup tinggi dari masyarakat. Untuk awal ini, secara bertahap pihaknya membuka opsi pembayaran transaksi secara elektronik ini di pasar pasar yang sudah direvitalisasi. Walaupun di 5 pasar itu sendiri, diakui Eko juga belum semua pedagang bisa menggunakannya secara maksimal.

“Memang targetnya semua pasar, tapi bertahap dan sebagian sudah diterapkan. Jadi sekarang memang ada yang pakai QRIS, ada yang tidak. Ada 5 pasar yang sudah pakai QRIS tapi tentu bervariasi kemampuan pedagangnya. Yaitu Pasar Oro Oro Dowo, Pasar Bunulrejo, Pasar Klojen, Pasar Kotalama dan Pasar Kasin,” sebutnya.

Tidak berdiam diri, edukasi terkait pembayaran secara elektronik ini juga salah satunya dengan membuat sebuah gerakan yang menyasar anak muda. Mereka diajak untuk sering berbelanja dan berbisnis di pasar. Tujuannya agar pedagang tradisional juga makin terbiasa dengan ekosistem digital.

“Makanya kita ada gerakan ‘Milenial ke Pasar’. Salah satunya kan kaum milenal supaya bisa berbelanja dan makan di pasar rakyat, bisnis di pasar. Kita memang mengarah kesana, untuk digitalisasi pasar secara penuh,” tutupnya. (ian/aim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img