MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Rangkaian Malang Creativa #2 yang mulai digelar Sabtu (13/5) pagi kemarin diawali dengan kegiatan yang meriah. Sebagian Jalan Tugu depan Balai Kota dilakukan penutupan untuk perlombaan olahraga tradisional sebagai kegiatan pembuka.
Ratusan orang pun berkumpul di area tersebut. Beragam jenis lomba, membuat suasana menjadi makin meriah. Misalnya seperti lomba gobak sodor. Para peserta dibuat makin tegang ketika para penonton saling berteriak dengan heboh.
Tidak kalah heboh ketika perlombaan terompah panjang. Dengan teriakan semangat yang serempak, para peserta beradu cepat berjalan dengan ‘bakiak’ yang panjang. Para penonton pun begitu terhibur. Apalagi ketika peserta ternyata justru terjatuh ketika terburu buru berjalan.
“Ini memang digelar dalam rangka untuk memeriahkan HUT ke-109 Kota Malang. Olahraga tradisional ini sengaja dipilih karena untuk melestarikan kearifan lokal yang kita miliki,” terang Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi, sebagai penyelenggara kegiatan tersebut.
Untuk lomba egrang sendiri ada 14 tim yang berlomba. Sementara untuk lomba gobak sodor ada 12 tim dan untuk terompah panjang ada sebanyak 16 tim. Peserta lomba ini, tidak hanya dari perangkat daerah saja. Namun juga banyak dari masyarakat luas hingga atlet.
“Kami sengaja adakan olahraga tradisional. Kita ambil jenis olahraga yang simpel dan tidak membutuhkan alat yang ribet. Selain itu kita ingin mengetahui kesiapan atlet yang akan tampil di FORDA (Festival Olahraga Rekreasi Daerah) yang akan digelar di Kota Malang pada akhir bulan ini,” terangnya.
Dari lomba olahraga tradisional tersebut, hasilnya tim FORDA menyabet dua juara. Yakni juara egrang dan terompah panjang.
“Kenapa juaranya Forda, karena ini kita siapkan untuk pemanasan dalam rangka Forda yang nanti akan diselenggarakan di Kota Malang. Jadi gunanya juga sekaligus mencari bibit atlet. Ada salah satu atau dua tadi yang sangat memungkinkan untuk diperjuangkan masuk FORDA,” ujar Kepala Bidang Olahraga Disporapar Kota Malang Wahyu Setiawan.
Ia berharap, dengan diangkatnya lagi olahraga tradisional ini ke depan makin banyak anak muda yang menggemarinya. Sehingga paparan gadget yang negatif bisa diminimalisir.
“Olahraga tradisional itu jarang yang mengenal, banyakkan yang lebih di gadget itu. Kami ingin mengenalkan lagi olahraga yang dulu itu dimainkan. Membangkitkan semangat anak muda terhadap olahraga tradisional. Biar tahu ini olahraga yang dimainkan orang dulu,” tutupnya. (ian/aim)