Sejumlah model berjalan di atas panggung memamerkan koleksi busana yang dirancang oleh desainer muda pada acara Malang Fashion Fest 2024 di Mall Malang City Point, Kota Malang, Sabtu (17/2/2024). Mayoritas busana yang ditampilkan menggunakan kain batik sebagai bahan utama.
Festival fashion yang mengangkat tema culture tersebut diisi dengan berbagai kegiatan peragaan busana tradisional serta kompetisi desain busana guna meningkatkan kreativitas desainer dalam mengangkat nilai Wastra Nusantara.
Salah satu desainer muda dari Dau, Kabupaten Malang, yaitu Fatima Wulan, menjelaskan bahwa untuk kompetisi kali ini, ia menggabungkan kain batik dengan kain lurik dalam koleksinya. “Pertama-tama, ada kompetisi desain, kemudian desain yang terpilih akan diproduksi. Proses pembuatan menggunakan kombinasi kain lurik dan batik tulis, yang memakan waktu lima bulan,” ujarnya, melansir Kliktimes.
Eko Susilo, pendiri Malang Fashion Fest, menjelaskan bahwa acara ini telah diselenggarakan dua kali sebelumnya. Menurutnya, acara yang berlangsung pada tanggal 17-18 Februari 2024 bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada desainer muda dan pemula untuk menampilkan produk-produk mereka.
“Tahun lalu, kami memiliki sekitar 30 desainer, dan tahun ini kami menambah satu slot lagi, sehingga total menjadi 50 desainer. Tema acara ini adalah ‘Culture’, yang lebih menekankan pada beragam budaya, tidak hanya tentang fashion. Ada juga pertunjukan tari kreasi tradisional,” katanya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, “Kami ingin fokus pada Wastra Nusantara, kembali ke akar budaya batik, serta memperkenalkan budaya wayang kepada anak-anak, agar mereka tidak hanya terpaku pada K-Pop saja. Paling tidak, mereka akan mengetahui bahwa Indonesia memiliki batik dan budaya wayang.”
Acara Malang Fashion Fest 2024 meliputi serangkaian kegiatan, seperti lomba tari kreasi, peragaan produk dari kompetisi desain fashion, parade busana pengantin, lomba model, dan penampilan busana dari desainer-desainer dari berbagai daerah di Indonesia. (*/bua)
