MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Amazing Malang secara resmi meluncurkan Malang Merona Project, sebuah inisiatif untuk menghidupkan kembali budaya lokal dan memperkuat identitas khas Kota Malang. Proyek pertama dari inisiatif ini berfokus pada pelestarian Topeng Malangan, seni tradisional yang telah menjadi bagian dari sejarah Malang sejak masa Raja Gajayana pada abad ke-8.
Karunia Adhisti, Head of Project Malang Merona, menjelaskan bahwa Malang Merona Project bertujuan untuk mengenalkan kembali nilai-nilai luhur dari seni Topeng Malangan kepada generasi muda dan masyarakat luas. Peluncuran proyek ini dilaksanakan di gedung Malang Creative Center pada acara Fmix Media Arts Ecosystem, Sabtu (9/11) kemarin.
“Topeng Malangan dipilih karena tidak hanya mewakili seni, tetapi juga mengandung kebijaksanaan dan nilai budaya yang dalam. Sebagai simbol kearifan lokal, seni ini diharapkan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern,” ujar Karunia.
Dipilihnya Topeng Malangan sebagai ikon proyek ini juga selaras dengan visi Malang Merona Project untuk menjaga keunikan budaya Malang agar tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Dalam kesempatan yang sama, Amazing Malang berharap Topeng Malangan bisa menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai tradisional dengan masyarakat modern di era digital.
Oktober lalu, Kota Malang berhasil terpilih sebagai salah satu wakil Indonesia untuk pengajuan Jaringan Kota Kreatif UNESCO 2025 dalam bidang Media Art, bersama Kabupaten Ponorogo. Pengakuan ini menempatkan Malang sebagai kota yang tidak hanya kaya akan budaya, tetapi juga inovatif dalam menjadikan seni dan budaya sebagai bagian dari ekosistem kreatif.
“Malang Merona Project hadir untuk memperkuat posisi tersebut dengan menunjukkan komitmen Malang dalam merawat dan mempromosikan warisan budaya,” imbuhnya.
Selain aspek pelestarian budaya, Malang Merona Project juga bertujuan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat, khususnya bagi pelaku UKM dan industri kreatif. Topeng Malangan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kekayaan intelektual (IP) dalam berbagai bentuk produk, seperti kaos, batik, animasi, hingga permainan digital. Produk-produk ini diharapkan menjadi oleh-oleh khas Malang yang unik dan menarik bagi wisatawan.
“Kami percaya bahwa melalui kolaborasi semua pihak, kebanggaan budaya Malang akan terus hidup dan semakin memperkuat posisi kota ini sebagai Kota Media Art UNESCO di masa depan. Kolaborasi yang solid diharapkan akan membawa perubahan positif dan menjadikan Malang sebagai kebanggaan yang bisa dibagikan dengan dunia,” tandasnya. Malang Merona Project bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan untuk merayakan identitas lokal. Dengan semangat kebersamaan dan visi untuk membangun ekonomi kreatif berbasis budaya, proyek ini diyakini akan membawa Malang semakin dekat dengan pengakuan UNESCO. (adm/aim)