MALANG POSCO MEDIA – Tiga hari sudah wartawan Malang Posco Media Stenly Rehardson berada di Antalya, Turki. Setelah berbulan-bulan berada di luar kota yang terhitung panas seperti di Jakarta, Yogyakarta dan Bali, kini harus beradaptasi dengan musim dingin di kawasan Eurasia.
Selain itu harus menyesuaikan perbedaan yang masih susah dijalani. Turki dan Waktu Indonesia Barat (WIB) berbeda empat jam. Di sini lebih lambat. Ketika di Malang sudah pukul 09.00 pagi, maka di Turki belum subuh. Masih jam 5 pagi.
Subuh di Antalya sekarang sekitar pukul 06.30. Sedangkan matahari terbit, sekitar pukul 07.30. Kali pertama datang, saya masih terbawa suasana di Indonesia.
Hari pertama saya sudah mengantuk sekitar pukul 21.30. Padahal, satu jam sebelumnya baru selesai makan malam. Mata sudah berat, mungkin juga efek jet lag setelah perjalanan panjang di pesawat, dari Malang ke Antalya. Kalau di Indonesia saya baru istirahat jam 2 atau jam 3 pagi. Terutama di Seri 4 Bali karena baru pulang dari stadion di atas jam 1 pagi.
Pukul 21.30 di Antalya sama halnya 01.30 dinihari di Malang. Tidur lebih cepat tersebut berefek, jam 3 pagi saya sudah bangun dan tak bisa lagi beristirahat. Penyesuaian mungkin. Namun di hari berikutnya, jam yang sama sudah terbangun pula. Dan di hari ketiga kemarin, pukul 4 pagi saya sudah terjaga. Entah sampai berapa hari butuh penyesuaian lagi, karena jam tangan saya pun masih belum berubah, waktu Indonesia. Hahaha.
Akan tetapi terjaga di pagi hari pun membuat saya tahu, dinginnya Antalya di pagi hari. Sempat sekitar pukul 2 pagi, suhu mencapai 0 derajat, setelah malam harinya hujan deras. Lalu saya juga tahu, bagaimana jelang Subuh di sini. Tapi sudah jam 6 pagi.
Selain adaptasi dengan perubahan jam, tentu saja harus menyesuaikan diri dengan udara dingin. Meskipun musim dingin sudah memasuki fase akhir, selama di sini tim Arema FC Women merasakan suhu tertinggi 16 derajat. Ya kira-kira sama dengan dinginnya Kota Batu saat malam hari.
Rata-rata suhu dari Google dan aplikasi weather dalam handphone tertulis 8 derajat. Dengan kondisi tersebut, tidak heran bila saat latihan, para pemain berangkat mengenakan jaket dan sarung tangan. Bahkan berlanjut saat di lapangan.
Cuaca dingin membuat gunung-gunung yang mengelilingi Antalya dan terpantau dari Belek, sebagian masih tertutup salju. Beruntung semua anggota tim Arema FC Women sudah prepare dengan cuaca dingin tersebut
“Tapi ini cuacanya sudah bagus. Sebab sebelumnya sangat ekstrem, bisa minus,” tutur Manajer Arema FC Women Fuad Ardiansyah.
Cuaca yang dingin tersebut membuat para pemain termasuk saya jarang sekali keluar kamar. Kalaupun keluar, hanya untuk latihan dan makan. Belum sekalipun keluar hotel untuk agenda lain.
Pernah sekali coba kongkow di area kolam renang, tapi dinginnya luar biasa. Baru ketika cuaca cerah ada sinar matahari, saya berjemur.
“Mungkin ini alasan orang Eropa suka sekali berjemur. Karena di negara mereka, susah mendapatkan cuaca panas atau berjemur di matahari yang terik,” ujar saya kepada Pelatih Nanang Habibi.
Ya mungkin hari ini atau besok, saya baru akan mencoba berjalan keluar hotel, melihat lokasi sekitar, sembari mencari objek foto atau berita untuk pembaca Malang Posco Media di Malang. (ley/van/bersambung)