MALANG POSCO MEDIA- Malang Raya sedang dingin-dinginnya. Terutama malam hari menuju pagi. Bahkan di Kawasan wisata seperti Bromo terjadi fenomena embun es.
Suhu udara di sejumlah lokasi di Malang Raya cukup rendah. Di wilayah seperti Kecamatan Dau Kabupaten Malang mencatat angka 17 derajat celcius. Di Kota Batu terpantau suhu di kisaran 15-17 derajat celcius pada dinihari hingga pagi sekitar pukul 06.00. Sedangkan di Kota Malang suhu rendah udara sekitar 17-19 derajat celcius.
Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Stasiun Klimatologi Malang, Andang Kurniawan membenarkan. Suhu dingin menyelimuti Malang Raya khususnya dan Jawa Timur pada umumnya. Ia menjelaskan, fenomena ini merupakan kejadian alamiah.
“Sesuai pengamatan di Stasiun Klimatologi Jawa Timur mengonfirnasi memang akhir-akhir ini, bahkan tadi pagi, udara di Malang raya memang terasa lebih dingin,” ujar Andang kepada Malang Posco Media, Senin (25/7) kemarin.
Ia menjelaskan hal ini disebabkan karena udara dingin dari Australia telah sampai ke Indonesia. Itu dibarengi tidak adanya tutupan awan di malam hari.
“Tidak adanya awan, mengakibatkan energi panas di permukaan bumi terlepas ke angkasa pada saat malam. Ini mengakibatkan pada dinihari, sebelum ada sinar matahari, udara terasa dingin,” katanya.
Fenomena turunnya suhu ini merupakan hal rutin yang terjadi setiap tahun. Andang menyebut bakal terasa ketika awan sudah mulai jarang. “Benar, catatan suhu di bawah 17 derajat memang terjadi,” Andang mengonfirmasi.
Dikatakan, fenomena turunnya suhu menjadi petanda pancaroba mendekati puncak musim kemarau. Dari informasi yang diterima dari BMKG, periode puncak musim kemarau ditandai pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.
Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia. Angin Monsoon bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.
Ini dikarenakan tidak ada uap air dan air, yang menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer. Menghadapi situasi ini, Andang mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kondisi tubuh.
“Imbauan kepada masyarakat agar menjaga kondisi tubuh dengan mengenakan pakaian yang dapat menghangatkan tubuh,” imbuhnya.
Di sisi lain, turunnya suhu di hampir semua wilayah di Jawa Timur memicu fenomena embun es (frost) terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Fenomena itu juga terjadi akibat adanya penurunan suhu udara yang cukup ekstrem.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Hubungan Masyarakat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Syarif Hidayat mengatakan penurunan suhu udara itu mencapai 2-6 derajat celsius. Fenomena embun es itu bisa dijumpai di kawasan TNBTS yang berada pada ketinggian 500 Mdpl ke atas.
“Embun es ini terjadi saat pagi hari, sebelum matahari terbit di sekitar bromo dan Ranu Pani,” ungkapnya terpisah melalui pesan singkat, Senin (25/7).
Syarif mengatakan fenomena embun es memang hampir selalu terjadi pada setiap tahunnya, pada rentang waktu bulan Juli-Agustus. Senada dengan Andang, pihaknya juga menyerukan agar masyarakat mempersiapkan diri dengan menjaga kondisi tubuh.
“Seiring dengan adanya fenomena ini Balai Besar TNBTS mengimbau agar pengunjung mempersiapkan baju hangat yang memadai, seperti jaket dan sarung tangan. Kemudian makanan, minuman dan obat-obatan untuk mengantisipasi kebutuhan fisik,” tuturnya. (tyo/van)