Pesan Wagub Emil Elestianto Dardak:
Harus Ada Bypass Jalur dari Timur ke Barat
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Terpilihnya Wahyu Hidayat sebagai wali Kota Malang masa bakti 2025-2030 ini membawa harapan besar terutama dalam membangun hubungan relasi yang baik dengan kepala daerah di Malang Raya. Hal itu menjadi salah satu penekanan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat hadir dalam Sertijab Wali Kota Malang, di DPRD Kota Malang, Minggu (2/3) kemarin.
Bahkan secara khusus, Emil meminta Wali Kota Malang Wahyu Hidayat dan Wawali Ali Muthohirin harus akur dengan Bupati Malang Sanusi dan Wali Kota Batu Nurochman. Karena Kota Malang tidak bisa terpisah dengan aglomerasi Malang Raya. Mengingat permasalahan daerah beberapa waktu lalu, antara Kota Malang dengan Kabupaten Malang dan juga Kota Batu.
“Pengembangan Kota Malang kedepan arahnya ke timur (ke Kabupaten Malang) dengan adanya Exit Tol Madyopuro. Ini mengingatkan saya, maka akur-akur lah dengan Kabupaten Malang. Apalagi panjenengan (Wahyu Hidayat, red) alumnus (eks Sekda Kabupaten Malang, red),” ujar Emil saat memberi sambutan dalam Sertijab kemarin.
Emil menyampaikan hal tersebut bermula ketika menyinggung persoalan macet yang ada di Kota Malang. Ia menyampaikan kehadiran Exit Tol Madyopuro seharusnya bisa mengurangi kemacetan. Namun yang menjadi persoalan, kendaraan yang keluar di Exit Tol Madyopuro ternyata juga masih banyak yang menuju ke arah Batu.
Akibatnya, terjadi kepadatan lalu lintas dari Kota Malang hingga Kota Batu. Emil pun saat Sertijab kemarin menyampaikan harapan adanya alternatif seperti bypass dari timur ke barat. Sehingga bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di tengah kota. Selain itu, Emil lantas menyampaikan alternatif kedua yakni pengembangan ke timur, yaitu pengembangan Kota Malang sisi timur ke arah Kabupaten Malang.
Ketika itulah Emil lantas meminta adanya hubungan relasi yang baik antar daerah di wilayah Malang Raya. Apalagi mengingat, beberapa waktu lalu dirinya sendiri juga sempat merasakan adanya perseteruan kedua daerah. Yaitu ketika ia diminta bantuan untuk melakukan mediasi antara Kota Malang dan Kabupaten Malang. Perseteruan itu terjadi ketika adanya persoalan pasokan air bersih dari Kabupaten Malang.
“Waktu itu, masalah air PDAM. Tiba tiba Kota Malang bilang tidak ada dasar hukum untuk bayar Kabupaten Malang. Lalu masyarakat Kabupaten Malang tersinggung, dia segel lah untuk mengirim airnya. Katanya (masyarakat) begini, kami ini bukan mata duitan, tapi kalau mereka jualan air dengan harga signifikan dan tidak mempedulikan dana ini tidak ada yang kembali ke Kabupaten Malang untuk ngopeni mata air, mending ditutup,” kenang Emil.
Singkat cerita, setelah beberapa kali melakukan mediasi, akhirnya persoalan itu bisa terselesaikan dengan baik. Emil menyampaikan, meski ada kendala terkait aturan, persoalan itu bisa terselesaikan dengan relasi yang dibangun dengan baik.
Ia pun menekankan kepada wali Kota Malang masa bakti 2025-2030 ini untuk membangun relasi yang baik dengan daerah lain, terutama di Malang Raya. Hubungan relasi antar daerah ini penting karena ia meyakini tiap daerah akan saling membutuhkan.
“Kota Malang tidak bisa lepas dari Aglomerasi Malang Raya, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Semua terkoneksi dan tidak bisa hanya satu. Karena itu Pak Wahyu harus akur dengan Bupati Malang Pak Sanusi dan juga wali Kota Batu,” tegas Emil.
Usai Sertijab, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat juga mengaku sependapat untuk membangun kolaborasi dan hubungan relasi yang baik dengan Malang Raya. “Malang Raya harus kami libatkan. Apalagi penanganan masalah banjir, macet, parkir, itu membutuhkan kolaborasi bersama dengan Malang Raya,” tandasnya. (ian/aim)