Tugas Berat Selanjutnya Kurangi Sampah hingga 30 Persen
MALANG POSCO MEDIA- Malang Raya kompak dapat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), Selasa (28/2) kemarin. Kini tugas terbesar yang harus dituntaskan yakni pengurangan sampah hingga 30 persen.
Wali Kota Malang Drs H Sutiaji menerima langsung penghargaan bergengsi itu di Auditorium Gedung Manggala Wana Bakti Jakarta, kemarin. Adipura yang diraih untuk kategori kota besar.
Menurut Wali Kota Sutiaji, pencapaian ini merupakan hasil kerjasama berbagai pihak. Tidak hanya Pemkot Malang saja, kerjasama dan kepedulian berbagai kelompok pemerhati dan sadar lingkungan.
“Ini buah kerjasama dan kolaborasi banyak pihak. Saya mengucapkan terimakasih khusus kepada Pasukan Kuning, petugas taman, pegiat, kader-kader lingkungan, pelaku usaha, jajaran TNI Polri, akademisi, legislatif, ketua-ketua RT dan RW hingga segenap ASN dan warga Kota Malang,” kata Sutiaji usai menerima penghargaan tersebut. Sutiaji berharap tata kelola kota berwawasan lingkungan semakin kuat. Dengan lebih banyak inovasi dan program kreatif yang bisa direalisasikan dan dikembangkan.
Sementara itu ke depan Kota Malang juga akan turut mendukung pencapaian target pengelolaan sampah sebesar 100 persen dan pengurangan sampah hingga 30 persen pada tahun 2025. Itu sesuai Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (JAKSTRANAS) Pengelolaan Sampah.
Sutiaji menambahkan bahwa Kota Malang komitmen merealisasikan target nasional tersebut. Capaian pengurangan sampah Kota Malang saat ini telah mencapai lebih dari 24 persen dari potensi timbulan sampah lebih dari 680 ton per hari.
Payung hukum pengelolaan sampah juga telah dimutakhirkan lewat Perda Nomor 7 Tahun 2021 yang mengintegrasikan paradigma pengurangan sejak hulu yakni dari rumah tangga.
Jika didukung bersama, implementasi regulasi tersebut menurutnya juga akan sangat membantu keberlanjutan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supiturang yang telah dimodernisasi teknologi sanitary landfill pada 2021 lalu.
“TPA kita memang mampu mengolah dengan kapasitasnya hingga 726 ribu meter kubik. tapi tentu kesadaran untuk bijak mengurangi sampah dari rumah adalah kunci yang tak kalah penting saat ini”, tegas Sutiaji.
Pemkot Malang juga terus memperkuat proses edukasi dan pemberdayaan, peremajaan angkutan sampah, pemilahan, optimalisasi TPS 3R dan bank sampah, penanganan permasalahan sampah sempadan sungai dan pengembangan ekonomi sirkular hijau yang sinergi dengan ekonomi kreatif.
Sementara itu Kabupaten Malang juag mendapat Adipura untuk kategori Kota Kecil bagi Kota Kepanjen. Tropi Adipura tersebut diterima langsun Bupati Malang Drs HM Sanusi di Jakarta, kemarin.
Bupati Sanusi hadir bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Dr Ir Wahyu Hidayat MM .
“Prestasi ini merupakan wujud dari sinergi antara pemerintah dengan masyarakat serta seluruh stakeholder berjalan dengan baik. Dukungan penuh dari masyarakat itulah yang mewujudkan keberhasilan program di Kabupaten Malang,’’ katanya.
Termasuk dengan Zero Waste, Zero Emission, Indonesia. Menurut Bupati Sanusi program ini harus terwujud di masyarakat. Karena melalui program tersebut dapat mencapai tujuan pokok menyelamatkan bangsa agar ke depan terhindar dari segala musibah yang diakibatkan oleh polusi dan pencemaran lingkungan.
Orang nomor satu di Pemkab Malang ini menguraikan poin penting keberhasilan meraih Adipura tahun 2022 kali ini juga buah adanya sinergi pengurangan sampah melalui program Bank Sampah. Di Kabupaten Malang ada sekitar 250- an Bank Sampah yang dikelola dengan sangat baik.
Selain itu pengurangan sampah juga seiring dengan kesuksesan kinerja di Tempat Pengelolaan Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R). Ada 40 lebih lokasi TPS3R di Kabupaten Malang. Contoh paling konkrit dikatakan Sanusi adalah inovasi yang dimiliki TPS3R Edu Sampah Cipta Kerja di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau berhasil mengelolah sampah dengan baik.
“Ditambah dengan pengelolaan sampah di TPA Talangagung Kepanjen. Selain telah mengggunakan sistem controlled landfill, keberadaan TPA ini juga memberikan manfaat kepada warga sekitar,’’ katanya.
Manfaatnya yakni penggunaan gas methane untuk pengganti LPG. Gas methane tersebut telah dibagi di 260 rumah tangga secara gratis. “Semoga tahun depan, Program Bersih Indonesia sudah diimplementasikan, maka sekaligus mendukung penilaian untuk Adipura Kencana Kota Kepanjen Kabupaten Malang,” tambah Sanusi. Penilaian Adipura lebih menilai inovasi dan kearifan lokal mendorong implementasi kebijakan lingkungan dengan sejumlah pendekatan. Yakni mulai dari pendekatan wilayah pendekatan implementasi kebijakan persamaan dan pendekatan implementasi penghijauan.
Selain itu salah satu penilaiannya tentang pengelolaan sampah dengan target nasional pengurangan sampah 30 persen dan penanganan sampah 70 persen pada tahun 2025. Termasuk mendorong penerapan sistem pengelolaan sampah secara terpadu mulai dari hulu sampai hilir.
Kota Batu juga mendapat Adipura untuk kategori Kota Sedang. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu Aries Setiawan mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa persiapan dan menjalankan program prioritas sebelum penilaian Adipura. Di antaranya penyediaan sarana prasarana seperti tempat sampah dan komposter. Hingga pengelolaan sampah dan saluran irigasi.
“Total untuk titik pantau ada 17 kategori. Beberapa di antaranya seperti terminal, TPA, hutan kota, pasar, sekolah, permukiman, perkantoran, hingga pengelolaan sampah di TPA. Semua titik itu kami usahakan pengelolaan sampah dilakukan dengan maksimal,” jelasnya.
Dengan penanganan pengelolaan sampah di berbagai titik itu pihaknya bisa menargetkan pengurangan sampah hingga 26 persen dan penanganan sampah 73 persen. Cara agar target pengurangan tersebut dengan meningkatkan kesadaran bersama pemanfaatan atau mendaur ulang kembali sampah.
“Sedangkan cara pengurangan sampah yang dilakukan DLH sendiri dengan penanganan sampah mulai dari pemilahan, pengangkutan, pengelolaan dan pemrosesan akhir,” bebernya.
Ditambahkan Aries Setiawan bahwa TPA Tlekung juga telah memiliki Zero Waste Education Park yang merupakan wahana wisata pengelolaan sampah di TPA Tlekung Desa Tlekung Kecamatan Junrejo Kota Batu. Di tempat tersebut ada sembilan wahana yang menjadi lokasi eduwisata.
Wahana tersebut adalah Eduwisata Energi Sampah terbarukan, Eduwisata Magot, Eduwisata Komposting, Eduwisata Mesin Pirolysis, dan Eduwisata Taman edukasi. Selanjutnya ada Eduwisata Pengelolaan Air Lindi, Eduwisata Sel Sampah, Eduwisata Digitalisasi Sampah, dan Eduwisata Hutan Pinus.
“Kami berharap Zero Waste Education Park bisa menjadi tempat pembelajaran. Khususnya bagi siswa di Kota Batu belajar secara langsung proses pengelolaan, manfaat dan dampak yang diakibatkan dari sampah. Sehingga masyarakat belajar pengelolaan sampah secara teori, praktik dan selanjutnya menerapkan di rumah masing-masing,” pungkasnya. (ica/ira/eri/van)