MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Kelapa sawit di Kabupaten Malang berpotensi tinggi untuk dikembangkan. Pemkab Malang sendiri telah merespon perihal keluhan dari petani kelapa sawit dengan memberikan perhatian serius.
Seorang petani kelapa sawit asal Desa Girimulyo Kecamatan Gedangan, Samenun mengaku bila dirinya menanam sawit sekitar sejak tahun 2010 karena ada pengembangnya. “Setelah kami tanam, ada buahnya. Kalau kita bandingkan dengan tanaman lain, lebih untung menanam sawit,” ujarnya di halaman Kantor Pemkab Malang, Selasa (23/7).
Namun para petani kelapa sawit mendapat permasalahan, terutama masalah harga penjualan. Menurut Samenun, bila perusahaan membeli dengan harga yang jauh dari HET yang telah ditentukan pemerintah. “Harganya terlalu murah. Kalau HET pemerintah, Rp 3.000 untuk per kilo. Perusahaan swasta hanya Rp 1.000,” kata dia.
“Laku ya laku tapi keuangannya terseok-seok. Kadang empat bulan baru dibayar, ada juga yang sampai enam bulan. Padahal kami menyetor satu bulan dua kali,” sambung Samenun. Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Malang, Choirul Anam menyampaikan bila terdapat beberapa area yang dapat ditanami kelapa sawit terutama di Gedangan dan Donomulyo. “Di sana ada daerah yang tanahnya agak kering dan ditanami sawit. Ternyata bisa tumbuh dan menghasilkan,” ujarnya.
Sejauh ini diketahui pohon kelapa sawit para petani dipasarkan ke luar daerah, seperti Blitar. Choirul menambahkan bila tekstur tanah mempengaruhi pohon kelapa sawit di Kabupaten Malang. “Di daerah Malang Selatan, ada daerah-daerah yang sulit ditanam. Awalnya coba-coba juga bisa tumbuh tidak, ternyata produksinya bagus,” pungkasnya. (den/mar)