Saturday, February 22, 2025

Malang Skate Girl Tepis Stigma: “Kami Juga Bisa!”

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Skateboard bukan sekadar olahraga, tetapi juga ekspresi kebebasan yang bisa dinikmati siapa saja, tanpa memandang gender. Di Malang, para skater perempuan semakin berani menunjukkan eksistensi mereka, menepis stigma bahwa skateboard hanya untuk laki-laki.

MALANG POSCO MEDIA – Dengan gaya streetwear khas yang menambah kesan keren, mereka unjuk kemampuan di berbagai arena skatepark, membuktikan bahwa perempuan juga mampu melibas lintasan dengan skill mumpuni.

-Advertisement- Pengumuman

Salah satu skater perempuan di Kota Malang, Awang Ayuning Fajar, mengungkapkan bahwa ia dan komunitasnya rutin bermain skateboard bersama. Bagi mereka, ini bukan sekadar hobi, tetapi juga bentuk pembuktian bahwa skateboard adalah ruang bagi siapa saja yang ingin berkarya.

Skateboard ini bukan olahraga yang hanya didominasi laki-laki. Perempuan juga bisa melakukannya. Kami ingin membuktikannya dengan terus aktif bermain,” ujar Awang kepada Malang Posco Media, Jumat (21/2) kemarin.

Beberapa lokasi yang kerap mereka jadikan arena latihan adalah Skatepark Taman Merjosari Kota Malang, Piata Jalan Galunggung Kota Malang, hingga Apocalypse Skatepark di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Selain itu, mereka juga rutin mengikuti berbagai event skateboard dan membuat konten digital untuk menginspirasi lebih banyak perempuan agar tidak ragu mencoba olahraga ini.

Menurut Awang, kehadiran skater perempuan di Malang terus bertambah setiap tahunnya. Bahkan, mereka telah membentuk komunitas Malang Skate Girl, tempat di mana para skater perempuan saling mendukung dan mengasah kemampuan bersama.

“Kami di komunitas ini saling mengasuh dan mengasah satu sama lain. Tidak ada persaingan, yang ada hanya dukungan agar semakin berkembang,” tambahnya.

Perempuan yang sudah menekuni skateboard sejak 2019 ini juga menegaskan bahwa tidak ada aturan baku dalam gaya berpakaian skater. Yang terpenting adalah kenyamanan saat bermain.

“Saya sendiri memilih pakaian sesuai mood. Kadang ingin tampil berbeda, tetapi kebanyakan dari kami memang lebih nyaman dengan gaya streetwear,” tutur skater berusia 20 tahun asal Gang 1 Kalayatan, Kecamatan Sukun, Kota Malang itu.

Lebih dari sekadar olahraga, Awang juga melihat skateboard sebagai media ekspresi diri.

“Saat bermain skateboard, kita bebas mengekspresikan emosi—entah senang, sedih, kecewa, atau bersemangat. Tidak ada yang menghakimi, justru teman-teman di sekitar selalu memberi dukungan agar kita semakin berkembang,”pungkasnya. (den/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img