spot_img
Saturday, June 14, 2025
spot_img

Masih Banyak Wali Murid Gaptek

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Jarak Domisili Masih Dikeluhkan

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hari kedua pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jalur Domisili di Kota Malang masih diwarnai kendala teknis, khususnya bagi wali murid yang belum menguasai teknologi atau gagap teknologi (Gaptek). Fenomena ini terlihat di sejumlah sekolah, termasuk di Posko SPMB Jalan Veteran dan SMPN 16 Malang.

Rasmi Lasmiati, warga Kedungkandang, misalnya, mengaku tidak mampu mengikuti proses pendaftaran secara online dan akhirnya meminta bantuan kerabatnya untuk mendaftarkan sang cucu. Ia pun datang ke Posko SPMB karena tidak memahami alur pendaftaran.

“Kalau buka-buka internet itu memang saya sudah tidak bisa mengikuti. Makanya dari kemarin-kemarin itu saya minta tolong adik saya untuk daftar, milih map dan sebagainya. Alhamdulillah ini tadi katanya sudah selesai, dibantu sama petugasnya,” tuturnya.

Hal serupa juga ditemui di SMPN 16 Malang. Wakil Kepala Humas Kana Setya Aikhoka mengatakan, sejumlah wali murid datang ke sekolah karena kesulitan mengunggah dokumen persyaratan akibat ukuran file yang terlalu besar.

“Unggah dokumen berupa KK dan Akta Kelahiran dalam format PDF atau JPG, maksimal ukuran 2 MB per dokumen. Kebanyakan yang ke sekolah masalah itu,” ujar Kana, Rabu (11/6) kemarin.

Meski begitu, ia memastikan proses pendaftaran berjalan lancar dan tidak terjadi antrean panjang seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, pihak sekolah telah menyiapkan enam unit komputer dengan jaringan internet untuk membantu wali murid yang mengalami kendala.

“Kami sangat senang membantu calon wali murid. Kami terus memberikan informasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan jalur domisili ini, karena kuotanya banyak, 40 persen,” imbuhnya.

Salah satu wali murid, Ridwan, yang datang bersama istrinya, mengapresiasi bantuan dari panitia SPMB SMPN 16. “Ini sekalian mengajak anak saya, biar tahu sekolahnya. Kami ucapkan terima kasih sudah dibantu para guru untuk daftar,” katanya.

Kendala lainnya yang dikeluhkan adalah soal jarak rumah dengan sekolah. Seperti dialami Indra Wijaya, warga Tunggulwulung, yang anaknya gagal diterima meskipun hanya berjarak sekitar 400 meter dari sekolah.

“Katanya sih karena usianya lebih tinggi, jadi bisa diterima. Memang usia anak saya lebih muda 6 tahun 2 bulan, tapi mestinya yang dekat rumah ya diprioritaskan juga. Masa malah kalah dengan yang rumahnya lima kilometer,” keluhnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Disdikbud Kota Malang, Muflikh Adhim, menegaskan bahwa jalur domisili memiliki prioritas radius tertentu.

“Yang diprioritaskan, itu adalah yang jaraknya radius 250 meter dari sekolah. Jadi lebih dari itu, ya bersaing dengan usia. Kalau soal usia, itu sejak beberapa tahun lalu sudah ditetapkan usia masuk SD itu 6,5 tahun. Apabila di bawah itu, harus menunjukkan rekomendasi dari psikolog,” jelasnya.

Terkait masalah gaptek, Muflikh memastikan seluruh operator sekolah dan petugas di Posko SPMB siap membantu. Ia menyayangkan masih banyak masyarakat yang kurang memanfaatkan panduan lengkap yang tersedia di situs resmi.

“Sebenarnya, di web pendaftaran itu sudah kami berikan alur dan persyaratan lengkap, bahkan ada tutorial rinci bagaimana cara mendaftar. Tapi prinsipnya kami siap membantu,” pungkasnya.(ian/hud/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img