Thursday, March 6, 2025

Masih Muda, Wakili Jatim Tingkat Nasional, Praktik Mengajar dan Pembelajaran Menulis Teks Berita

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Malang Raya, khususnya Kota Batu patut berbangga kepada Guru SMPN 2 Kota Batu Devi Puspita Anggrainy. Meski usianya masih sangat muda, Devi sapaan akrabnya mampu menjadi nomor 1 di Jawa Timur dalam ajang Seleksi dan Apresiasi Guru dan Tenaga Pendidik yang digelar oleh Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jatim 2023 sebagai peringatan Hari Guru Nasional.

Devi menceritakan bahwa dirinya berhasil keluar sebagai juara 1 dari total peserta 1.400 guru dan tenaga pendidik seluruh Jatim untuk semua kategori. Di mana dalam kegiatan itu ada beberapa kategori yang diperlombakan, meliputi guru TK, SD, SMP, Kepala SMP, Kepala TK, kategori Pengawas dan masih banyak lagi.

-Advertisement- Pengumuman

“Pada kegiatan yang saya ikuti, saya berhasil mewakili Jawa Timur ke tingkat nasional sebagai juara I kategori Guru SMP. Yang mana dalam perlombaan itu saya mengirimkan materi tentang praktik mengajar dan pembelajaran menulis teks berita,” ujar Devi kepada Malang Posco Media.

Ia menjelaskan praktik mengajar dan pembelajaran menulis teks berita tersebut sebelumnya sudah diterapkan dalam pembelajaran di kelasnya. Dalam materi tersebut, Devi mengajarkan bagaimana siswa-siswinya belajar cara menulis teks berita menggunakan simulasi saat seorang jurnalis tengah memproduksi berita.

“Anak-anak langsung praktik menjadi seorang reporter yang tengah mengikuti konferensi pers. Saya menggunakan ruang kelas sebagai ruang konferensi pers,” bebernya.

Sebelum praktik tersebut dilaksanakan, anak-anak juga belajar bagaimana membuat sebuah pertanyaan. Kemudian dari hasil konferensi pers selanjutnya anak-anak menuliskan berita dari hasil pertanyaan yang mereka buat dalam konferensi pers tersebut.

Selain konferensi pers, anak-anak diajak untuk belajar mencari narasumber di luar ruangan. Misalnya bertanya atau wawancara kepada security maupun nara sumber yang ada di luar kelas tentang tugas mereka. “Tidak hanya itu, anak-anak juga mengenakan pakaian dan peralatan yang dibutuhkan layaknya seorang jurnalis agar ada nuansa belajar yang berbeda,” imbuhnya.

Melalui praktik tersebut, Guru Mapel Bahasa Indonesia ini membuat sebuah fokus pembelajaran berdiferensiasi sesuai minat siswa. Sehingga produk terakhir dari pembelajaran menulis berita tidak sama. “Produk akhir tidak harus semua siswa membaca berita di di depan kelas. Bisa video, bisa tulisan dikasih gambar atau foto atau bentuk suara saja,” terangnya.

Terbukti dengan cara belajar tersebut, diungkap Devi, bahwa para siswa merasa senang dan tidak bosan. Karena kelas diubah menjadi ruang konferensi pers dan berdampak pada pemahaman siswa yang lebih baik. “Jawaban para siswa tersebut ia dapatkan dari hasil lembar refleksi. Beberapa di antaranya ada yang nulis jadi wartawan itu seru. Ini artinya pembelajaran tersebut bermakna bagi anak-anak,” paparnya.

Bukan urusan mudah, untuk lolos sebagi Juara I kategori guru SMP, Devi harus beradu inovasi pembelajaran dengan sekitar 1.400 peserta yang apply berbagai kategori. Kemudian diambil 10 besar dan dipilih 1 orang untuk mewakili Jatim tingkat nasional tiap kategorinya.(eri/lim)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img