Ada Bangunan Liar di Sempadan Sungai
MALANG POSCO MEDIA- Peringatan waspada banjir dan longsor belum dicabut. Cuaca ekstrem seperti yang terjadi, Senin (14/3) lalu masih berpeluang terjadi hingga Kamis(17/3) besok. Apalagi diduga terdapat bangunan liar. Pendataan sementara dampak banjir masih berlangsung. (baca grafis di Koran Malang Posco Media)
Kalaksa BPBD Kota Malang Alie Mulyanto mengatakan hujan deras yang mengakibatkan banjir merupakan dampak perubahan hidrometrologi. “Saat ini akan ada update selama tiga hari secara berkala. Terpantau curah hujan tinggi hingga Kamis (17/3),” jelasnya.
Alie memperkirakan kondisi cuaca tersebut masih terjadi sampai April hingga awal Mei mendatang. Karena itulah dia mengingatkan warga agar tetap waspada.
Berdasarkan pendataan sementara banjir yang melanda Senin (14/3) lalu terjadi 26 titik di Kota Malang. Tercatat 105 rumah terendam yang mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Menurut Alie banjir dipicu lima faktor utama. Yakni kebiasaan masyarakat buang sampah sembarangan, saluran drainase tak berfungsi maksimal dan kondisi sungai yang tidak terjaga dengan baik.
“Kemudian masih maraknya tata guna lahan yang tidak sesuai dengan aturan. Serta dipicu curah hujan tinggi. Hujan ini bukan penyebab, tetapi pemicu yang mendorong akibat karena empat faktor lainnya,” jelasnya.
Mantan Kabag Humas Pemkot Malang ini mengatakan kerugian akibat banjir sementara ditaksir lebih dari Rp 200 juta. Pasalnya selain ratusan rumah terendam, setidaknya ada empat mobil terendam banjir dan satu mobil hanyut.
Ditambah lagi ada satu gedung sekolah terendam banjir. Tepatnya di SDN Mergosono IV. Selain itu juga ada sekitar 14 hewan ternak yang hanyut terbawa arus banjir di Jalan Teluk Bayur Gang V.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Malang Nur Asmi mengatakan, saat ini semua warga terdampak sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Sementara ibu hamil yang tinggal di perumahan di Jalan Teluk Bayur Gang V itu masih harus mengungsi di rumah keluarga.
“Semua sudah kembali, saat ini kami sedang proses penyaluran bantuan dan kerja bakti di wilayah terdampak serta di titik penyumbatan air,” tandasnya.
Parahnya banjir di Jalan Teluk Bayur hingga merendam empat rumah, Senin (14/3) malam lalu tidak hanya karena intensitas hujan deras. Namun adanya pembangunan yang tidak sesuai aturan.
Dugaan bangunan perumahan tak berizin menguat saat Wali Kota Malang Drs H Sutiaji meninjau lokasi tersebut, Selasa (15/3) kemarin. “Kita lihat ada dugaan bangunan liar. Kami tanya RW, bangunan milik siapa tapi kurang tahu. Kalau memang bangunan liar akan kita tertibkan,” jelas Sutaji menunjuk satu bangunan yang berada di sempadan sungai di kawasan Jalan Teluk Bayur.
Orang pertama di Pemkot Malang ini menjelaskan beberapa bangunan di kawasan terdampak banjir di Jalan Teluk Bayur menyebabkan penyempitan jalur air sungai.
Sementara itu terkait perumahan yang terdampak, Sutiaji menjelaskan akan melakukan pengeceakan terkait izin perumahan tersebut. Pasalnya beberapa rumah yang terbangun dan terdampak berada cukup jauh dari sempadan sungai.
“Karena ada satu dua bangunan (bangunan liar) dampaknya ke masyarakat lain, hilirnya jadi ada penyempitan. Insya Allah akan ditertibkan,” tegas Sutiaji.
Sementara itu dijelaskan pula bahwa kejadian banjir parah yang terjadi di Jalan Teluk Bayur juga dikarenakan hujan berintensitas tinggi dengan durasi waktu yang lama.
Mantan Wakil Wali Kota Malang ini mengatakan kejadian banjir ini seperti siklus 6 tahunan. Menurut warga sekitar, 6 tahun lalu kejadian sama pernah terjadi di kawasan tersebut.
Atas kejadian tersebut, Sutiaji mengatakan akan segera berkomunikasi dan koordinasi dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas. Tujuannya untuk melakukan upaya perbaikan plengsengan.
Sementara yang bisa dilakukan Pemkot Malang yakni normalisasi sungai. Satgas PUPR Kota Malang akan menindaklanjuti dalam waktu dekat.
Sebelumnya sebanyak 40 kelurahan terdampak air keruh akibat luapan air sungai masuk dalam perangkat pompa sumber air Perumda Tugu Tirta Kota Malang di Wendit.
Direktur Utama perumda Tugu Tirta kota Malang M Nor Muhlas mengatakan pihaknya segera meninggikan tembok. “Kita tinggikan sekitar 2 meter karena kemarin memang air akhirnya masuk ke dalam pompa beruntung tindakan cepat sudah dilakukan sehingga dampak air keruh sudah sangat bisa ditekan semalam,” jelas Muhlas.
Ia menjelaskan sejak kemarin siang aliran air keruh ke rumah pelanggan sudah dikendalikan. Apalagi Senin (14/3) malam, petugas sudah melakukan pengurasan pompa Wendit. Sehingga ditargetkan kemarin siang seluruh wilayah terdampak air keruh bisa diatasi.
Muhlas mengatakan pihaknya memiliki alat pemantauan khusus untuk mengukur kualitas air. Jika masih ada wilayah yang terdampak air keruh, ia meminta bersabar karena pompa air Wendit sudah dibersihkan dan menunggu aliran air normal kembali. (rex/ica/van)