MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kerukunan antar umat beragama menjadi salah satu hal yang terus digaungkan oleh Mal Malang Town Square (Matos). Hal tersebut diungkapkan oleh Mall Director Matos, fifi Trisjanti yang menjelaskan kerukunan antar umat beragama harus terus di pupuk.
Oleh karena itu Matos senantiasa mengakomodasi berbagai kegiatan-kegiatan positif untuk kerukunan umat beragama salah satunya yakni dalam penyelenggaraan Malang Budhist Culture yang dilaksanakan pada Sabtu (23/9) berlokasi di Sky Garden Rooftop Matos. Ratusan umat budha dari sebelas vihara berkumpul untuk memeriahkan kegiatan tersebut.
“Kegiatan yang digelar ini sangat luar biasa. Saya tidak menyangka bahwa kita orang Indonesia masih banyak yang mendambakan suasana damai. Kita tidak membeda-bedakan lagi agama, suku maupun budaya. Kita benar-benar merasakan bahwa bersatu itu keren, tidak perlu berpecah-pecah,” ungkap wanita yang kerap mengenakan kain kebaya tersebut.
Dilanjutnya, meskipun berbeda-beda, itu hanyalah soal prinsip. Namun jauh dari itu sebagai makhluk ciptaan tuhan harus saling support dan melengkapi. Ia berharap kegiatan-kegiatan positif untuk kerukunan umat beragama tersebut bisa terselenggara terus kedepannya dan berkelanjutan.
“Bukan hanya sebuah event, namun juga rutinitas. Beberapa waktu lalu kan kita ada flashmob dari umat kristiani merayakan kemerdekaan. Sekarang ini berkumpul umat-umat Buddha. Bulan depan kemungkinan dari umat-umat muslim untuk menggelar acara disini. Ini adalah bukti bahwa saling menghormati itu indah. Kerukunan umat beragama itu sangat menyejukan,” jelasnya
Matos senantiasa mendukung kegiatan positif untuk kerukunan umat beragama tersebut. Fasilitas dan tempat sudah disediakan oleh pihak Matos bagi yang ingin menggelar kegiatan-kegiatan untuk perdamaian.
“Karena yang seperti ini kan langka, kalau kita bisa terus menerus seperti ini itu akan jauh lebih baik. Apalagi ada tahun-tahun politik, kalau tidak diadu domba itu tidak afdhol. Makanya melalui kegiatan ini harus digelar secara terus menerus,” ucapnya.
Matos sangat terbuka dengan berbagai kegiatan-kegiatan keagamaan maupun lainnya. Ia berpesan bahwa mal sendiri tidak terikat terhadap agama, sehingga masyarakat jangan sampai mengkotak-kotakan mal milik suatu agama tertentu.
“Jadi siapapun yang bikin acara disini silahkan, jangan malah oh itu Mal punya Muslim, mal itu punya Buddha. Jangan seperti itu. Karena kita ini kan komersial, untuk masyarakat umum bukan hanya komunitas tertentu,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Kegiatan Malang Budhist Culture 2023, Julywianto dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas penerimaan penganut agama Buddha dari berbagai wilayah di Malang Raya. Kegiatan ini menjadi ajang untuk mempersatukan bangsa.
“Terima kasih atas berbagai dukungan dari majelis dan vihara yang ada di Malang Araya acara ini sangat luar biasa, memperkenalkan berbagai kebudayaan budhist dari berbagai daerah. Kegiatan kali ini bernuansa kebersamaan, dimana kita mengemban dan menyandang tugas untuk mempersatukan bangsa dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika,” tandasnya. (adm/aim)