MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kalangan Milenial dan Generasi Z menjadi penduduk terbanyak di Indonesia. Berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statistik di tahun 2022 setidaknya ada 68,82 juta atau sekitar 24 persen Penduduk Indonesia adalah kalangan anak muda. Mereka memiliki peran yang cukup penting dalam pergerakan ekonomi bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Literasi Jasa Keuangan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh anak-anak muda tersebut. Atas dasar itu, OJK Malang menggandeng perguruan tinggi, salah satunya Universitas Brawijaya (UB) Malang di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) untuk berbagi kepada para mahasiswa terkait dengan literasi keuangan.
Kepala Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non Bank, Pasar Modal dan Edukasi Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Nilam Yunida menjelaskan, generasi muda menjadi salah satu sasaran utama untuk pemberian literasi keuangan tersebut.
“Meskipun tingkat literasi dan inklusi cukup baik untuk generasi muda, tapi masih ada ketimpangan didalamnya. Dengan berbagai kemajuan yang ada di era sekarang ini, layanan jasa keuangan yang diberikan juga banyak, tapi itu tak sebanding dengan pengetahuan mereka terkait jasa keuangan. Ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita,” terangnya.
Dilanjutnya, kalangan anak-anak muda sudah banyak yang telah memanfaatkan berbagai produk jasa keuangan yang ada, namun cukup disayangkan hal tersebut tidak diiringi dengan keterampilan dan pengetahuan terkait dengan produk-produk tersebut. Sehingga banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak-anak muda.
“Mengatasi hal tersebut, edukasi keuangan ini harus di akselerasikan dengan berbagai perangkat lain, termasuk dengan perguruan tinggi. Ini merupakan salah satu cara untuk memberikan edukasi kepada para pemuda yang merupakan bagian dari Generasi Z agar tingkat literasi keuangannya lebih baik,” ujarnya.
Salah satu cara yang dikembangkan oleh OJK untuk dapat menarik perhatian para generasi muda dalam pemberian literasi keuangan dan inklusi keuangan adalah melalui Massive Open Online Course berupa Learning Management System (LMS).
“LMS ini merupakan salah satu cara untuk memberikan edukasi keuangan kepada anak-anak muda melalui pelatihan dan pembelajaran terkait literasi keuangan. Ada tiga kurikulum, mulai dari level basic, intermediate dan advance. Semuanya ini untuk mempermudah dalam mempelajari terkait literasi keuangan,” terangnya.
Sementara itu, Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, SE., M.Si., DBA., Ak turut memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh OJK dengan memberikan literasi kepada mahasiswa di kampus.
Menurutnya problem yang dihadapi generasi muda ini diantaranya adalah rendahnya pengetahuan terkait dengan jasa keuangan. “Banyak kasus yang menjerat anak-anak muda ini, termasuk yang gagal bayar pinjaman online itu kebanyakan dari generasi muda ini. Banyak juga yang terjebak investasi bodong dan juga judi online. Ini semua terjadi karena rendahnya literasi keuangan. Oleh karenanya apa yang dilakukan OJK ini sangat tepat,” tandasnya. (adm/udi)