.
Sunday, December 15, 2024

Melatih Anak-anak Memulai Berpuasa Ramadhan, Berikut Ini Tips Jitu dari Psikolog

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Novi Poespita Candra, seorang psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menyarankan beberapa langkah yang harus diambil untuk membantu anak-anak memulai berpuasa. Salah satunya adalah memberikan pemahaman yang jelas mengenai arti dari berpuasa.

“Cara mempersiapkan anak berpuasa adalah dengan mendiskusikan terlebih dahulu dengan anak kita mengapa puasa itu harus dilakukan. Pemahaman pada anak akan terjadi bukan dengan menasehati atau mendoktrin,” kata Novi di Jakarta, Jumat.

Ia menguraikan bahwa penting bagi anak-anak untuk dipahamkan mengenai makna puasa, serta keutamaan dan manfaat yang dapat diperoleh dari melaksanakan puasa. Ini mencakup manfaat seperti kesehatan, pembinaan kemampuan untuk mengendalikan diri, dan manfaat lainnya.

Di samping itu, anak-anak juga dipandu untuk menyadari bahwa momen berpuasa dalam bulan Ramadhan yang suci memberikan manfaat bagi orang lain. Contohnya, mereka diajak untuk belajar melakukan tindakan kebaikan sederhana seperti bersedekah.

Selanjutnya, orang tua diimbau untuk membuka dialog dengan putra-putrinya guna membahas kesepakatan apakah mereka ingin mencoba puasa bersama-sama.

Hingga kesepakatan terkait waktu berpuasa, apakah berpuasa penuh, setengah hari, atau yang lainnya.

“Ketika kesepakatan sudah terjalin, buat semacam perayaan sederhana dalam menyambut Ramadhan agar anak-anak merasa bahwa momentum ini adalah momentum yang menantang untuk dicoba,” ujarnya.

Lebih lanjut Novi menyampaikan, orang tua dapat meminta pendapat atau kesan-kesan setelah anak-anak melakukan puasa.

Menurut dia, anak-anak yang baru mulai belajar berpuasa diberikan ruang untuk merefleksikan pengalaman mereka, misalnya dengan menanyakan kapan waktu terberat bagi mereka, bagaimana mereka bisa melalui, apa yang mereka rasakan, lalu apakah ada hal luar biasa yang terjadi pada mereka.

“Dari situ mereka akan merasa bahwa berpuasa memberi makna bukan hanya pada dirinya juga orang lain,” katanya.

Ia menambahkan, orang tua juga disarankan untuk melatih anak-anak berpuasa secara bertahap sesuai dengan kemampuan masing-masing agar kesehatannya tetap terjaga.

“Sebenarnya kan ada kaidah agamanya bahwa yang berpuasa penuh adalah yang Akil Baligh. Bagi anak-anak sifatnya belum wajib karena sedang belajar, apalagi kondisi kesehatannya sangat membutuhkan asupan air dan lain-lain,” pungkasnya.(ntr/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img