.
Thursday, November 14, 2024

MEMBANGUN SEMANGAT KEPEDULIAN

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Makna Peduli

Malang Posco Media – Pandemi Covid-19 telah melanda dunia dua tahun belakangan ini dan hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Setiap saat, kita mendengar adanya varian-varian baru dari Covid-19 yang muncul di tengah perjuangan kita semua untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Kehadiran pandemi ini telah mengubah tatanan dunia secara signifikan dalam semua lini kehidupan. Perekonomian dunia tersendat pertumbuhannya karena mobilitas dan pembatasan jam kerja yang terjadi dimana-mana. Roda perekonomian masyarakat kecil seakan berhenti karena pembatasan mobilitas orang dan barang.          Kualitas dunia pendidikan kita mengalami kemerosotan karena pemberlakuan pembelajaran jarak jauh yang seakan memaksa semua komponen yang terlibat dalam pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan penguasaan teknologi komunikasi secara cepat.

Di sisi lain, kita harus mengakui bahwa pemerataan sarana dan prasarana pendukung pendidikan jarak jauh masih belum merata di seluruh tanah air. Pola komunikasi dan interaksi antara orang juga mengalami perubahan karena kehadiran pandemi ini.

Inilah beberapa dampak yang muncul bersamaan dengan kehadiran pandemi. Namun, ada dampak positif dari pandemi ini dimana orang dituntut untuk secara cepat menguasai teknologi komunikasi dalam seluruh dinamika kehidupan.

Perjuangan dalam memitigasi Covid-19 dan dampaknya terus digaungkan oleh Presiden, para Menteri, Gubernur, Walikota, hingga ke lapisan masyarakat paling bawah untuk membangun semangat solidaritas dan kepedulian. Semangat kpedulian telah dihidupi oleh semua lapisan masyarakat selama masa-masa sulit ini, yang ditunjukkan dengan gerakan bersama untuk menolong keluarga yang terpapar Covid-19, memberikan bantuan material kepada yang membutuhkan, mematuhi protokol kesehatan, ambil bagian dalam gerakan kemanusiaan melawan Covid-19 dan segala tindakan nyata yang mewujudkan semangant kepedulian ini.

Peduli secara sederhana dapat dipahami sebagai mengindahkan, menghiraukan dan memperhatikan. Ini berarti jika seseorang peduli berarti ia akan mengindahkan, menghiraukan dan memperhatikan sesuatu atau seseorang secara lebih detail atau manusiawi.

Di tengah pandemi Covid-19 kita diajak untuk menghilangkan sikap acuh tak acuh, tidak saling menghargai, melihat sesama sebagai musuh, apatis, menabur penuh intoleran, kebencian, permusuhan dan bahkan melihat sesama seperti pesaing yang harus disingkirkan.

Kita bergandengan tangan sebagai saudara sebangsa dan setanah air untuk melawan musuh bersama yang tak kelihatan ini. Kita mewujudnyatakan sikap kepedulian kita dengan tindakan konkrit dalam memperhatikan sesama yang menderita karena terpapar Covid-19 atau terkena dampak secara tidak langsung dari pandemic ini.

Noddings (2002) menyebutkan bahwa ketika kita peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon positif apa yang dibutuhkan oleh orang lain dan mengekspresikannya menjadi sebuah tindakan. Ini berati bahwa peduli bergerak pada ranah emosi atau perasaan, kehangatan, positif, penuh makna, dan hubungan (Phillips, 2007).

Filsuf, Heidigger, memahami peduli sebagai fenomena dasar dari eksistensi manusia sehingga ketika seseorang tidak peduli, maka ia akan kehilangan kepribadiannya, kemauan dan bahkan dirinya. Ini menegaskan esensi dari hidup manusia yang selalu bergerak keluar untuk menyatukan diri dengan orang lain sekaligus menyempurnakan diri karena kehadiran orang lain dalam hidupnya. Keluar dari diri berarti kita membiarkan diri diperkaya oleh yang lain dan pada saat yang sama kita memperkaya sesama dalam interaksi yang mutualis.

Ahli Managemen, Boyatzis dan McKee (2005) dalam buku mereka “Resonant Leadership”, mendefinisikan kepedulian sebagai  wujud nyata dari empati dan perhatian. Empati mendorong kita untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Empati akan muncul ketika kita memulai rasa ingin tahu kita yang positif terhadap orang lain dan pengalaman-pengalaman pergumulan hidup mereka. Kepedulian juga didasarkan pada hasrat secara penuh untuk membina ikatan dengan orang lain dalam suatu perhatian yang sungguh manusiawi dan bukan manipulatif. Pemahaman ini memberikan indikasi bahwa pada hakikatnya, kepedulian memiliki tiga unsur penting. Yaitu: (a) pemahaman dan empati kepada perasaan dan pengalaman orang lain, (b) kesadaran kepada orang lain, dan (c) kemampuan untuk bertindak berdasarkan perasaan tersebut dengan perhatian dan empati. 

Enkulkasi Keutamaan Kepedulian

Membangun semangat kepedulian dalam masa pandemic ini sebenarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: budaya, proses belajar dan pengalaman. Ketiga faktor ini dideskripsikan sebagai: pertama, Faktor budaya yang memengaruhi sikap dan tindakan seseorang dimana di setiap budaya ada nilai-nilai yang diterima secara umum dan ada nilai yang ditolak karena dianggap tidak sesuai dengan tatanan moral budaya tertentu. Nilai-nilai sosial yang mengatur keselarasaan hidup ini diekspresikan dalam bentuk tindakan dan aksi nyata yang memberikan kontribusi kepada perubahan dalam masyarakat.

Kedua, Faktor belajar artinya bahwa proses enkulkasi nilai peduli entah dalam keluarga, sekolah dan lingkungan dimana seseorang hidup akan membantunya untuk menjadikan nilai peduli menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kepribadiaannya.

Dunia pendidikan melalui pendidikan karakter berupaya menanamkan sikap peduli melalui proses penguatan dimensi kognitif, proses pembiasaan serta didukung oleh keteladanan dari para figur pendidik yaitu orang tua, guru dan orang-orang di sekitar mereka. Agar sikap peduli ini menjadi milik bersama maka butuh proses internalisasi nilai ini dalam sikap hidup semua orang.

Ketiga, Faktor lingkungan yang menjadi faktor penentu apakah sebuah nilai dapat bertahan dan terinternalisasi secara baik karena walaupun seseorang paham tentang suatu nilai, dibiasakan tapi lingkungan dimana ia hidup dan ada tidak menunjang tumbuhnya nilai ini maka perlahan tapi pasti kekuatan eksternal ini akan melemahkan bahkan mematikan nilai yang akan dibangun oleh seseorang.

Kembangkan Budaya Peduli    

         Sebagai warga Negara Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita dituntut untuk mewujudkan semangat kepedulian yang menjadi salah satu ajaran agama dalam masa sulit bangsa saat ini. Kita memberikan perhatian, dukungan dan menunjukan aksi nyata dalam membantu sesama yang terpapar Covid-19 atau merasakan dampak tidak langsung dari kehadiran pandemic ini.

         Kita kembangakan budaya peduli antara satu sama lain tanpa melihat latar belakang budaya, ras, suku, agama dan kepercayaan seseorang. Inilah masa sulit yang hanya dapat kita atasi jika kita saling bergandengan tangan, bersatu untuk melawannya sebagai musuh bersama. Kita dukung pemerintah dalam seluruh kebijakannya terutama mematuhi protokol kesehatan agar Negara kita segera pulih dan sembuh dari pandemic ini.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img